Olehkarena itu, orang yang meninggalkannya sampai berkali-kali termasuk pelaku dosa besar sampai dia bertaubat. Sesungguhnya orang yang meninggalkan shalat termasuk orang yang merugi, celaka dan termasuk orang mujrim (yang berbuat dosa).” (Al Kaba’ir, hal. 26-27) Apakah orang yang meninggalkan shalat, kafir alias bukan muslim?
"Tapi kalau ada seorang bapak mendidik anak bener-bener, tapi masih menyeleweng, ya gak dituntut oleh Allah," lanjutnya. Baca Juga 11 Contoh Mukadimah atau Pembukaan Ceramah, Lengkap dengan Tulisan Arab dan Latin Jika anak yang pacaran merupakan hasil didikan sang bapak, maka bapak orang tua tersebut akan mendapatkan dosa anaknya "Orang sekarang setengah bener setengah gak bener, anaknya ditanya, nak sudah punya pacar belum kamu nak, ini dapat dosa bapak kayak gitu," jelasnya. "Kalau bapaknya menjaga, nak gak boleh nak haram, dosa, namun anaknya masih nyeleweng maka bapak tidak menanggung dosa apapun." Pungkas Buya Yahya. Baca Juga Profil dan Biodata Ivan Tanjaya Pendiri Hollywings Perjalanan Bisnis, Pendidikan, IG, Linkedin Demikianlah penjelasan Buya Yahya mengenai apakah dosa anak yang berpacaran akan ditanggung oleh orang tua.*** Terkini
Paraorang tua membiarkan bahkan menginginkan anak perempuan dihias dan dibuat pertunjukkan di muka umum. Sedangkan pada saat akad telah dilafadz oleh suami, segala dosa anak perempuan sudah mulai ditanggung oleh si suami. Ayah Gadis Salain setiap mata yang memandang kami akan mendapat dosa. Apakah begitu penting hal tersebut jika dalam
Dewasa ini, bukanlah hal yang baru lagi ketika kita melihat pasangan remaja putera dan puteri dipinggir jalan, di kafe, restoran, jembatan, atau di mana saja. Mereka nampak asyik mengumbar yang katanya disebut sebagai sesuatu yang mesra itu. Menunjukkan betapa bahagianya mereka saling memiliki satu sama lain dibalik sebuah—yang katanya—jalinan hubungan bernama segan oleh mereka berdua-duaan baik di tempat umum bahkan di tempat yang jauh dari keramaian. Padahal, Rasulullah SAW bersabda yang artinya;“Tidak boleh antara laki-laki dan wanita berduaan kecuali disertai oleh muhrimnya, dan seorang wanita tidak boleh bepergian kecuali ditemani oleh muhrimnya.” H. R. MuslimOh, salah jika hanya menyebut para remaja saja yang berbuat demikian, karena orang dewasa pun juga banyak yang melakukannya. Sedihnya, budaya pacaran itu bahkan sudah menancapkan akarnya pada anak-anak belia yang masih duduk dibangku sekolah dasar berseragam merah dan putih. Sungguh miris budaya pacaran itu adalah budaya asing yang masuk ke Indonesia akibat daripada globalisasi. Karena filter yang kurang, akhirnya banyak yang ikut terjerumus dalam budaya tersebut. Padahal, harusnya diketahui bahwa pacaran tidak lain adalah perbuatan dosa yang ujungnya akan mendekati kepada zina yang merupakan dosa Pacaran dalam IslamTidak pernah dibenarkan adanya hubungan pacaran di dalam Islam. Justru sebaliknya, Islam melarang adanya pacaran di antara mereka yang mukan muhrim karena dapat menimbulkan berbagai fitnah dan dosa. Dalam Islam, pacaran adalah haram. Oleh sebab itu, Islam mengatur hubungan antara lelaki dan perempuan dalam dua hal, yakniHubungan MahramYang dimaksud dengan hubungan mahram, seperti antara ayah dan anak perempuannya, kakak laki-laki dengan adik perempuannya atau sebaliknya. Oleh karena yang mahram berarti sah-sah saja untuk berduaan dalam artian baik dengan lawan dalam Al-Qur’an surah An-Nisa ayat 23 disebutkan bahwa mahram yang tidak boleh dinikahi daripada seorang laki-laki adalah ibu, nenek, saudara perempuan kandung maupun se-ayah, bibi dari ibu maupun ayah, keponakan dari saudara kandung maupun sebapak, anak perempuan anak kandung maupun tiri, ibu susu, saudara sepersusuan, ibu mertua, dan menantu perempuan. Dalam hubungan yang mahram, wanita boleh tidak memakai jilbab tapi bukan mempertontonkan Non-mahramSelain daripada mahram, artinya laki-laki dibolehkan untuk menikahi perempuan tersebut. Namun, terdapat larangan baginya jika berdua-duaan, melihat langsung, atau bersentuhan dengan perempuan yang bukan mahramnya. Untuk perempuan, harus menggunakan jilbab dan menutup seluruh auratnya jika berada di sekitar laki-laki yang bukan mahramnya Pacaran dalam Agama IslamIslam melarang pacaran bukan tanpa sebab. Pacaran itu, selain daripada mendekati zina yang merupakan dosa besar, juga bisa menimbulkan berbagai macam bahaya yang kesemuanya tidak hanya akan merugikan diri sendiri tetapi juga orang Mendekati zinaIni merupakan bahaya pasti yang disebabkan oleh pacaran. Laki-laki diharuskan menjaga pandangannya dari perempuan, dan perempuan pun harus sadar diri akan keberadaannya dihadapan laki-laki yang bukan mahramnya. Hadist dari Abdullah bin Buraidah, dari ayahnya, mengatakan“Rasulullah SAW berkata kepada Ali Hai Ali, janganlah ikuti pandangan pertama dengan pandangan kedua. Karena pandangan pertama untukmu dimaafkan dan pandangan kedua tidak untukmu tidak dimaafkan.” H. R. Abu Dawud.Bahkan, jika ada yang mengaku pacaran dalam jarang jauh atau yang lebih dikenal dengan LDR long distance relationship sama saja perkaranya. Zina bukan berarti bertemu lantas melakukan hubungan intim tanpa ada ikatan pernikahan. Bahkan ketika si laki-laki mengirimkan pesan pendek kepada si perempuan, itu juga mendekati bisa jadi sudah termasuk dalam zina hati dan pikiran. Memikirkan betapa bahagianya saat mengirimkan pesan tersebut sambil membayangkan wajah satu sama lain, bertamblah lagi Menghilangkan konsentrasiAda yang bilang pacaran itu bisa menjadi penyemangat untuk belajar atau bekerja? Sungguh salah pemikiran yang demikian. Nyatanya, pacaran itu hanya menguras otak dan membuyarkan konsentrasi. Fokus belajar justru hilang dan pekerjaan jadi terabaikan. Pacaran itu tidak mudah, sebab melibatkan dua kepala, bahkan bisa tiga, empat, dan seterusnya, dengan prioritas utama adalah “bagaimana-caranya-membahagiakan-si-pacar.”Akibatnya, berbagai cara dilakukan hanya demi membuat senang satu sama lain. Rela meninggalkan pekerjaan dan membuang waktu belajar hanya demi menemani sang Pacar berjalan-jalan. Jika suatu saat terjadi yang nama perselisihan, justru akan memicu stres yang menyebabkan semangat belajar menjadi hanya dengan memikirkan si Pacar saja sudah banyak menyita waktu dan membuatnya terbuang secara sia-sia. Padahal, tidak sadar bahwa apa yang mereka lakukan adalah melanggar perintah Allah SWT dan hanya menumpuk dosa Penyebab banyak kerugianSalah satu bagian daripada budaya pacaran itu adalah usahanya memberikan kebahagian bagi pasangan padahal tanpa ia sadari itu hanya sia-sia. Rela menghabiskan waktu, uang dan harapan hanya demi seseorang yang bahkan belum tentu adala jodohnya. Padahal, lebih baik jika waktu itu digunakan untuk beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah uang yang digunakan untuk pergi menonton film di bioskop, makan di restoran mewah, membeli ini itu untuk pacar, disedekahkan kepada mereka yang lebih membutuhkan. Sedekah bahkan memberikan berkah kepada harta kita, sedangkan pacar?—Percayalah, senyum dari mereka yang menerima bantuan kita jauh lebih indah dibandingkan senyuman pacarmu itu. Belum lagi jika seluruh biaya yang dikeluarkan tak jarang bukan dari penghasilan sendiri melainkan dari orang tua, sering terjadi pada remaja, bertambahlah beban orang dari hasil pendapatan sendiri, tetap saja tidak benar hubungan pacaran tersebut karena jika memang seorang laki-laki itu bersungguh-sungguh, ia tidak akan datang ke rumah hanya untuk mengajak jalan wanitanya, tapi lelaki yang serius akan datang ke rumah membawa orang tua/walinya dan melamar wanita yang dicintainya tersebut dihadapan orang Mengganggu kehidupan bermasyarakatOrang yang berpacaran sering meresahkan masyarakat dan menimbulkan berbagai fitnah, terutama mereka yang sering berdua-duaan di tempat sepi misalnya di dalam kost-kostan. Sering kita mendengar adanya penggrebekkan kost mesum dan menemukan banyak pasangan yang tidak sah tertangkap. Di dalam kehidupan bermasyarakat, ini benar-benar merusak moral dan akan menjadi contoh yang teramat buruk bagi anak-anak yang bagi remaja yang sudah terjerumus dalam budaya pacaran tersebut, berikut adalah bahaya yang semetinya mereka dan orang tua ketahui agar segera bisa meninggalkan perilaku tersebut. Juga bagi remaja yang tidak melakukannya, agar semakin berhati-hati agar tidak terjerumus1. Mudah terjerumus ke perzinaanSeringkali remaja akan menyangkal bahwa mereka tidak akan melakukan hal-hal yang demikian. Mereka akan berpacaran yang sehat, katanya. Padahal, tidak ada berpacaran yang sehat kecuali setelah menikah. Bagaimanapun juga, pacaran adalah perbuatan dosa. Setiap manusia yang berbuat dosa, iblis adalah kemana pun ia berpijak, akan ada iblis yang senantiasa menemani dan membisikinya rayuan-rayuan kemaksiatan sehingga ia semakin terlena dalam berbuat dosa. Awalnya hanya berpandangan, kemudia berpegangan tangan, mulai berdua-duaan, dan akhirnya melakukan yang tidak sepantasnya untuk SAW bersabda yang artinya;“Tercatat atas anak Adam nasibnya dari perzinaan dan dia pasti mengalaminya. Kedua mata zinanya melihat, kedua telinga zinanya mendengar, lidah zinanya bicara, tangan zinanya memaksa memegang dengan keras, kaki zinanya melangkah berjalan dan hati yang berhazrat dan berharap. Semua itu dibenarkan direalisasi oleh kelamin atau digagalkannya.” H. R Bukhari.2. Melemahkan imanSudah dari akarnya bahwa pacaran itu dosa. Setiap orang yang berbuat dosa, ada iblis yang menemaninya. Meniupkan berbagai rayuan agar orang itu semakin terjerumus dalam dosa. Iming-imingnya sangat banyak, padahal kesemuanya hanya pemuas nafsu belaka. Bahkan, yang awalnya tidak tergoda pun bisa saja banyak waktu dihabiskan hanya untuk sang Pacar. Cinta setengah mati, katanya. Sampai-sampai cinta pada Sang Pemilik Nyawa pun terabaikan. Setiap hari hanya mengingat wajah kekasih, namun lupa pada Allah SWT. Naudzubillah, sungguh yang demikian sudah menjadi orang yang Mengajarkan kepada kemunafikkanOrang yang pacaran itu mengajarkan diri untuk menjadi munafik. Berbohong ini itu hanya demi membuat si pacar senang. Bahkan mengumbar janji-janji yang belum tentu bisa ditepati bahkan tak jarang aslinya hanya bualan semata. Berusaha menunjukkan sisi terbaik padahal dibelakangnya seling mengumbar rayuan romantis hanya agar si pacar tidak curiga. Tidak hanya dihadapan sang pacar, tapi juga akan melakukan hal yang sama di hadapan orang tua. Jadilah mereka sebagai pembohong yang luar Mengurangi produktivitas dan minat belajarSiapa bilang pacaran bisa meningkatkan semangat belajar? Coba pikirkan kembali ke dasarnya bahwasanya pacaran itu adalah dosa. Selama berpacaran, artinya Anda akan terus memupuk dosa sepanjang waktu. Dari tiap-tiap yang namanya dosa, tidak akan terdapat kebaikan di sebaliknya, waktu yang seharusnya dimanfaatkan untuk belajar, justru lebih banyak dihabiskan bersama pacar. Uang pemberian orang tua yang semestinya dipakai untuk kepentingan pendidikan, malah dipakai untuk bersenang-senang. Zaman sekarang, dedikasi tinggi kepada pacar nampaknya adalah prioritas utama dibandingkan dengan diri tak jarang banyak yang malas belajar, sering tidak mengerjakan tugas, kebanyakan berhayal, lalu ujung-ujungnya adalah keteteran dan tinggal kelas atau terlambat Menjadikan hidup borosSeringkali memberikan ini itu kepada pacar bahkan lebih sering daripada apa yang dilakukan kepada orang tua sendiri. Padahal, apa yang diperoleh dari semua itu? Apakah dengan membelikan atau mentraktir sesuatu terhadap pacar maka artinya kita berinvestasi di dalam masa depan?Justru sebaliknya, pacaran hanyalah penyebab kantong kering yang akan membuat kepala pusing hingga nanti ujung-ujungnya merengeklah pada orang tua untuk mendapat tambahan uang belanja sekaligus Pemicu tindak kriminalIni mengerikan. Ketika mendengar berita tentang remaja yang membunuh remaja lainnya hanya karena berebut pacar. Luar biasa. Katakanlah dengan kasar, bahwa mereka lebih rendah daripada hewan manusia memiliki akan, bukan? Apakah dengan menghilangkan nyawa orang lain, maka akan berjodoh dengan pacar yang diperebutkan? Yang ada, Anda akan berjodoh dengan iblis dan bersama-sama menghuni SAW dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas’ud, beliau memberikan saran seperti berikut;“Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu seta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu.” H. R. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi.Ingat, pacaran itu DOSA!Artikel TerkaitCara Menghindari PacaranPacaran Beda AgamaHukum Zina TanganTa’aruf Menurut IslamLarangan Minuman Keras Dalam IslamLarangan Saat Haid Dalam IslamLarangan Berpacaran Dalam IslamGhibah Dalam IslamFitnah Dalam IslamAlkohol Dalam IslamBahaya Berbohong Dan Hukumnya Dalam IslamPacaran Dalam IslamHukum Percaya Ramalan Menurut IslamZina Dalam IslamRi’ya Dalam IslamBahaya Lidah Menurut Agama IslamPenyebab Amal Ibadah Ditolak dalam IslamManfaat Menghindari GhibahCara Menghindari Pelet Menurut IslamCara Menghindari GhibahBahaya ISIS Bagi Kehidupan BernegaraWanita Muslimah Menurut IslamDosa Besar dalam Islam Hukum Menyakiti Hati Orang Lain dalam IslamKeutamaan Menyambung Tali SilaturahmiArtikel LainnyaMandi WajibPandangan Islam Terhadap TerorismeAliran Ahmadiyah Sesat atau Tidak ?Jual Beli Menurut IslamAliran Syiah dalam Ilmu KalamCara Menghitung Zakat MaalPosisi Tidur Menurut IslamDasar Ekonomi IslamEmansipasi Wanita dalam IslamCara Menjaga Pandangan MataHukum Ziarah Kubur Cara Membahagiakan Istri TercintaKeutamaan Doa Seorang IbuIjtihad dalam Hukum IslamZakat MaalDoa Mustajab untuk Menghadapi UjianApa itu Syiah dan SunniPuasa RamadhanNikah Gantung Menurut IslamPersiapan Pernikahan Dalam IslamQurban dan AqiqahAyat Pernikahan Dalam IslamFiqih PernikahanPuasa Sebelum MenikahCara Menjaga Hati Sebelum MenikahMenikah Tanpa CintaHukum PernikahanPernikahan Sedarah Hukum Talak Dalam PernikahanHukum Menikahi SepupuNikah Tanpa WaliShalat SubuhKewajiban Suami terhadap Istri dalam IslamMencukur Bulu Kemaluan Dalam IslamPengertian Ukhuwah Islamiyah, Insaniyah dan WathaniyahHukum Bacaan TajwidPindah Rumah Menurut IslamCara Mendidik Anak Dalam IslamTujuan PendidikanPembagian Harta WarisanHukum Mengeluarkan Air Mani dengan SengajaFungsi AgamaMacam – Macam Mukjizat NabiRumah Tangga Menurut IslamAlif Lam SyamsyahMerayakan Valentine Dalam IslamSunnah Rasul Malam JumatTaubatan NasuhaKeluarga Bahagia Menurut IslamFungsi Hadist terhadap Al-QuranKeutamaan Surat Al KahfiCara Membersihkan NajisAsal Usul Bulan MuharramBersumpah dalam IslamAnak Durhaka Dalam IslamTanda – Tanda KiamatTasawuf SyiahCara Menghapus Dosa ZinaTujuan Pendidikan IslamProses Penciptaan Manusia Hati Nurani Menurut IslamHubungan Akhlak dan TasawufPuasa Ramadhan dan Cara PelaksanaannyaWanita yang Baik Dinikahi Menurut IslamShalat HajatManfaat takbir Istri – Istri Nabi Muhammad SAWManfaat Menggunakan CadarHukum Keluar Air Mazi dengan SengajaManfaat TawakalEtika Pemasaran Dalam IslamKeluarga Dalam IslamShalat Jum’atMahar Pernikahan dalam IslamTunangan Dalam IslamHukum Menikah Saat HamilPernikahan Beda AgamaNikah Siri dalam IslamRukun Nikah Dalam IslamWali Nikah JandaKehidupan Setelah MenikahSyarat Wali NikahRukun Nikah Dalam IslamDoa Agar Dipermudah Segala UrusanKeutamaan I’tikaf di Bulan RamadhanHakikat Penciptaan ManusiaManfaat Diciptakannya Semut Dalam IslamMalam Lailatul QadarShalat Lailatul QadarIstiqomah Dalam IslamLDII Menurut MUICara Menjadi Wanita BaikManfaat Toleransi Antar Umat BeragamaCiri-Ciri Aliran Sesat Menurut IslamMacam-macam RibaTidur Dalam IslamKewajiban dalam Rumah TanggaTanda-tanda Kiamat BesarAdab Ziarah KuburAliran Islam di IndonesiaGafatar Sesat atau Tidak ?Perkembangan IslamCara Mandi Wajib bagi WanitaShalat TaubatManfaat Membaca Al- Qur’anPenerima ZakatKehidupan Rumah Tangga Dalam IslamShalat JenazahKeistimewaan RamadhanKedudukan Wanita Dalam IslamFungsi Al-Quran dalam KehidupanSyarat Pernikahan dalam IslamIman dalam IslamHubungan Akhlak Dengan Iman Islam dan IhsanKonsep Manusia dalam IslamSyarat Penerima ZakatBahagia Menurut Al-QuranNama – Nama Nabi Dan RasulSombong dalam IslamPria yang Baik dalam IslamCara Membuat Hati Ikhlas Kehidupan Setelah MenikahTips Mengajar Anak BerpuasaSumber Pokok Ajaran IslamKewajiban MenikahAborsi dalam Pandangan IslamKhiyar dalam Jual BeliKeistimewaan Amalan IstighfarRukun ImanCara Menenangkan Hati Dalam IslamDoa Mustajab untuk Menghadapi UjianHukum Khitan Bagi PerempuanKewajiban Wanita dalam IslamFenomena LGBT Menurut IslamSukses Menurut IslamJenis-Jenis Najis dalam IslamIlmu Tauhid IslamHukum Menikahi Wanita HamilKewajiban MenikahPuasa Mutih Sebelum MenikahNikah Siri Dalam IslamKewajiban Wanita Setelah MenikahMenikah di KUA Dengan WNAHukum Menikah Muda Menurut IslamWanita yang Haram DinikahiBid’ah dalam IslamTata Cara Shalat Idul FitriAnak Perempuan dalam IslamHubungan Akhlak dengan ImanManfaat Beriman Kepada Allah SWTTingkatan Iman dalam IslamHukum Ekonomi SyariahKeutamaan Shalat Sunnah RawatibKeutamaan Puasa di Bulan SyawalJual Beli Terlarang dalam IslamHubungan Ilmu Kalam dengan FilsafatPengertian TasawufOrganisasi-Organisasi Pendidikan Islam di IndonesiaJenis-Jenis NajisKeutamaan Surat Al-KafirunHukum Saham dalam IslamHubungan Tasawuf dengan Ilmu KalamHikmah Jual BeliFalsafah Ekonomi Islamcara mengatasi depresi menurut islamHukum Tidak Membayar HutangKiamat Menurut IslamKeutamaan Sedekah di Bulan RamadhanPerekonomian dalam IslamContoh Jual Beli TerlaranZakat Penghasilan Menurut IslamBahaya SyiahPerbedaan Ghibah dan FitnahTransaksi Ekonomi dalam IslamCara Taubat NasuhaFungsi Iman Kepada Kitab AllahFungsi Iman Kepada Allah SWTHubungan Akhlak dengan ImanAsas Sistem Ekonomi IslamMembangun Rumah Menurut IslamHukum Mengucapkan Selamat Natal dalam IslamTips Menjadi Wanita ShalehahKewajiban Anak Perempuan Terhadap Orang Tua setelah MenikahHak dan Kewajiban dalam IslamCara Menjaga Keharmonisan Rumah TanggaTips Hidup Bahagia Menurut IslamTata Cara Qurban Idul AdhaCara Meningkatkan Iman dan TaqwaIman dalam IslamHujan menurut IslamSelingkuh Menurut IslamCiri – Ciri Orang Yang Tidak Ikhlas Dalam Beribadah Kepada AllahIbu Rumah Tangga dalam IslamHewan Halal Menurut IslamBunuh Diri dalam IslamBacaan Utama Doa Shalat TahajudBukti Islam Agama DamaiHukum Wanita Tidak Berjilbab dalam IslamFadhilah Menyantuni Anak Yatim di Bulan SuciHidup Bahagia Menurut IslamHukum Pinjam Uang di BankTujuan Hidup Menurut IslamHakikat Pendidikan IslamCincin Pernikahan Dalam IslamSyarat – Syarat Dalam Akad NikahCiri Wanita yang Baik untuk Dinikahi Menurut IslamCara Memilih Calon Pendamping Hidup Sesuai Syariat AgamaHukum Hamil Diluar NikahKriteria Calon Suami yang Baik Menurut IslamKriteria Calon Istri yang Baik Menurut IslamDosa Besar dalam IslamHukum Pergaulan Bebas dalam IslamTujuan Penciptaan ManusiaKeutamaan Mengucap Inalillahi Wainailaihi RojiunCara Menghilangkan Rasa CintaPengertian TakaburMencari Ketenangan dalam IslamShalat Malam Sebelum TidurManfaat Asmaul HusnaPengertian Rindu dalam IslamAmalan Nisfu Sya’ban Menurut IslamKeajaiban Asmaul HusnaTujuan Ekonomi Islam Zikir Sebelum TidurKelebihan PesantrenKelebihan Pesantren Sebagai Sebuah PendidikanKeutamaan Mendidik Anak PerempuanMualafIlmu Kalam dalam IslamAliran dalam IslamBahagia dalam IslamCara Menjaga Kesehatan HatiCara Agar Tetap IstiqomahKisah Cinta Nabi YusufContoh Transaksi Ekonomi dalam IslamKewajiban Laki-Laki Setelah MenikahAmalan di Bulan Ramadhan Bagi Wanita HaidPeran Wanita Dalam IslamKisah Nabi Muhammad Membelah BulanEkonomi Dalam IslamPrinsip-prinsip Ekonomi IslamKeutamaan Malam Nisfu Sya’banHikmah Beriman Kepada MalaikatHikmah Beriman Kepada Hari Akhir
Yuk simak pembahasan berikut ini mengenai kewajiban ayah terhadap anak perempuan : Memberi nafkah. Salah satu kewajiban laki-laki setelah menikah adalah memberi nafkah kepada keluarganya. Begitu pula seorang ayah, sudah pasti memiliki kewajiban paling utama berupa memberi nafkah kepada anak dan istrinya. Nafkah yang diberikan hendaknya
“Satu langkah wanita keluar rumah tanpa menutup aurat, satu langkah pula ayahnya hampir masuk neraka. Satu langkah seorang istri keluar rumah tanpa menutup aurat, satu langkah suaminya hampir masuk neraka”.“Maka aku tanggung dosa-dosanya si dia dari ayah dan ibunya, dosa apa saja yang telah dia lakukan, dari tidak menutup aurat hingga ia meninggalkan sholat. Semua yang berhubungan dengan si dia, aku tanggung dan bukan lagi orang tuanya yang menanggung, serta akan aku tanggung semua dosa calon anak-anakku.” Jika aku gagal, maka aku adalah suami yang fasik, ingkar dan aku rela masuk neraka, aku rela malaikat menyiksaku hingga hancur tubuhku.” Seringkali, terlalu sering malah, perempuan dipaksa mengikuti nasihat ayah dan suaminya dengan dalih nanti suaminya atau ayahnya yang harus menanggung dosa. Dua hadis di atas dikutip berulang-ulang sampai kita lupa mengkritisinya, lupa kalau di Al-Qur’an dinyatakan setiap orang mempertanggungjawabkan amalnya masing-masing dan tidak menanggung dosa orang تَزِرُ وَازِرَةࣱ وِزۡرَ أُخۡرَىٰۚ وَإِن تَدۡعُ مُثۡقَلَةٌ إِلَىٰ حِمۡلِهَا لَا یُحۡمَلۡ مِنۡهُ شَیۡءࣱ وَلَوۡ كَانَ ذَا قُرۡبَىٰۤۗ إِنَّمَا تُنذِرُ ٱلَّذِینَ یَخۡشَوۡنَ رَبَّهُم بِٱلۡغَیۡبِ وَأَقَامُوا۟ ٱلصَّلَوٰةَۚ وَمَن تَزَكَّىٰ فَإِنَّمَا یَتَزَكَّىٰلِنَفۡسِهِۦۚ وَإِلَى ٱللَّهِ ٱلۡمَصِیر“Dan orang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain. Dan jika seseorang yang dibebani berat dosanya memanggil orang lain untuk memikul bebannya itu tidak akan dipikulkan sedikit pun, meskipun yang dipanggilnya itu kaum kerabatnya. Sesungguhnya yang dapat engkau beri peringatan hanya orang-orang yang takut kepada azab Tuhannya sekalipun mereka tidak melihat-Nya dan mereka yang melaksanakan shalat. Dan barangsiapa menyucikan dirinya, sesungguhnya dia menyucikan diri untuk kebaikan dirinya sendiri. Dan kepada Allah-lah tempat kembali.” Fathir 18 Lalu, bagaimana dengan dua hadis di awal tadi? Dua-duanya hadis palsu, alias tidak ada sanadnya, tidak ada jalur periwayatannya yang sampai ke Rasulullah, terbukti Nabi tidak pernah bersabda seperti itu. Memang miris kadang, hadis palsu bisa sangat populer, meskipun kitab-kitab hadis sudah direvisi dengan tarjih dan penjelasan, segala usaha penyaringan keotentikan hadis sudah dilakukan, semua hadis pernah menjadi bahan penelitian, tetapi tetap saja dari zaman ke zaman masih dipopulerkan oleh dai yang kurang mumpuni pengetahuan hadisnya. Padahal Nabi sudah mengancam menyiapkan kursi khusus bagi yang berdusta atas nama rasul, nah kitanya juga jangan jadi penyambung dusta sebenarnya, kita memang bisa saja kena dosa karena dosa orang lain, misalnya jadi pelopor suatu dosa, membuat orang-orang menjadi biasa dengan perbuatan dosa tersebut. Ajakan bully ramai-ramai misalnya, online juga termasuk ya, ingat, memerangi kemungkaran itu tidak dengan berbuat kemungkaran سَنَّ فِي الْإِسْلَامِ سُنَّةً سَيِّئَةً، كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ، مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَيْء“Siapa yang mempelopori satu kebiasaan yang buruk dalam islam, maka dia mendapatkan dosa keburukan itu, dan dosa setiap orang yang melakukan keburukan itu karena ulahnya, tanpa dikurangi sedikitpun dosa mereka.” HR. MuslimSebenarnya, bukan cuma ayah dan suami, secara umum, kita semua juga wajib meluruskan ketika ada suatu kezaliman terjadi, setidaknya menasihati atau bersikap tidak رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ ، وَذَلِكَ أَضْعَفُ الْإِيمَانِ“Siapa yang melihat kemungkaran hendaklah meluruskannya dengan tangannya, maka jika tidak sanggup hendaklah meluruskan dengan lisannya, jika tidak sanggup hendaklah dia meluruskan dengan hatinya dan ini adalah iman yang paling lemah.” HR. MuslimSebagai orang tua dan pasangan, kita juga ingin dan mestinya mempunyai andil untuk membuat anak dan pasangan kita menjadi lebih baik tapi menasihati tidak boleh memaksa, menasihati itu mengasihi, bukan menyakiti apalagi memutus silaturahmi. Sekeras apapun kita ingin merubah orang lain, orang lain tidak akan berubah kecuali dianya yang mau, kita cuma punya kontrol atas diri kita sendiri, jadi selayaknya kita lebih banyak refleksi diri daripada menghakimi yang sekelas Nabi pun tidak menjamin anak dan istrinya akan nurut-nurut saja, Nabi Nuh tidak menanggung dosa Kan’an yang menolak beriman dan naik bahtera, begitu pula Nabi Luth tidak menanggung dosa istrinya yang durhaka dan suka bergunjing. Jadi, wahai para suami dan ayah, santai saja, kita semua termasuk para perempuan menanggung dosa masing-masing a’lam bis shawab
Foto pixabay. Hukum pacaran jarak jauh dalam Islam adalah haram karena tetap mengarah pada kemaksiatan. Gaya pacaran ini dilarang meskipun hanya berkomunikasi via chat ataupun media sosial. Larangan pacaran dalam Islam telah tercantum dalam Alquran Surat Al-Isra ayat 34. Allah SWT berfirman yang artinya: "Dan janganlah kamu mendekati zina - Buya Yahya ingatkan bahwa dosa anak yang sudah dewasa bisa ditanggung oleh orang tua dalam keadaan ini. Sebagai orang tua, harus berhati-hati dalam membesarkan anak. Jangan sampai sang anak terjerumus dalam dosa dan maksiat. Terutama karena ada keadaan tertentu yang membuat beban dosa anak yang sudah dewasa ditanggung oleh orang tua. Baca Juga Jangan Memakai Piring dan Gelas Seperti Ini! Haram Hukumnya Kata Buya Yahya dan Bisa Berdosa Besar Dilansir dari unggahan kanal YouTube Al-Bahjah TV, yang diunggah pada 25 April 2019, berikut penjelasan Buya Yahya tentang dosa anak yang sudah dewasa. Apakah dosa anak yang sudah dewasa ditanggung orang tua? Buya Yahya mendapat pertanyaan tentang dosa anak yang sudah dewasa, apakah menjadi tanggungan bagi orang tuanya? Baca Juga Bagaimanakah Wujud Allah SWT Sesungguhnya? Buya Yahya Mengungkap Bentuk Sang Maha Pencipta, Jangan Salah Paham Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Buya Yahya menegaskan tentang hakikat dosa. AntoniusAriyanto Pendapat saya: kalau sebatas baru pacaran sih tidak apa-apa beda agama, asalkan jangan kebablasen, tetapi kalau sudah pada jenjang pernikahan ya tetap harus bertahan pada iman Katolik, secara umum memang antara Katolik dan Kristen itu sama,tetapi itu adalah hal yang serupa dan tidak sama. Apapun alasannya itu menjadi salah
Pacaran sudah menjadi hal yang umum di era modern saat ini. Terlebih lagi dengan semakin berkembangnya teknologi dan media sosial, memperoleh pasangan menjadi mudah. Namun, perlu diketahui bahwa dalam pandangan agama, pacaran seringkali dianggap sebagai salah satu dosa besar. Hal ini dapat menimbulkan perasaan khawatir bagi para orang tua. Apakah dosa pacaran ditanggung oleh orang tua? Definisi PacaranPosisi Agama Tentang PacaranTanggung Jawab Orang TuaKesimpulan Definisi Pacaran Sebelum membahas apakah dosa pacaran ditanggung oleh orang tua, mari kita bahas dulu apa itu pacaran. Pacaran adalah hubungan yang dilakukan oleh dua orang yang memiliki perasaan romantis satu sama lain. Pacaran biasanya dilakukan dengan tujuan untuk mencari pasangan hidup. Namun, saat ini pacaran bisa dilakukan tanpa tujuan yang jelas. Posisi Agama Tentang Pacaran Dalam pandangan agama, pacaran seringkali dianggap sebagai salah satu dosa besar atau bahkan dianggap sebagai zina. Dalam Islam, pacaran dianggap sebagai perbuatan yang haram. Hal ini karena pacaran dapat menimbulkan godaan untuk melakukan perbuatan yang lebih lanjut. Sementara dalam Kristen, pacaran yang berlebihan dapat menimbulkan godaan yang sama seperti dalam Islam. Tanggung Jawab Orang Tua Sebagai orang tua, sudah menjadi tanggung jawab untuk mengajarkan norma baik kepada anak. Salah satu norma yang perlu diajarkan adalah menghindari perbuatan yang dianggap dosa oleh agama. Namun, pada akhirnya keputusan melakukan pacaran atau tidak tetap ada di tangan anak. Orang tua juga perlu memberikan pengawasan dan bimbingan yang tepat terhadap anak. Hal ini bisa membantu mencegah anak melakukan perbuatan dosa seperti pacaran. Namun, jika anak sudah melakukan pacaran, maka tugas orang tua adalah memberikan nasehat yang baik dan berusaha mengarahkan anak pada jalan yang sesuai dengan ajaran agama. Mungkin beberapa orang tua merasa khawatir bahwa dosa pacaran yang dilakukan anak akan menimbulkan dosa bagi orang tua. Namun, dalam agama Islam, hanya perbuatan yang dilakukan sendiri yang dapat menimbulkan dosa. Seorang orang tua hanya bertanggung jawab atas nasehat dan pengawasan yang diberikan kepada anak. Kesimpulan Pacaran memang seringkali dianggap sebagai dosa oleh agama. Namun, apakah dosa pacaran ditanggung oleh orang tua? Jawabannya adalah tidak. Orang tua hanya bertanggung jawab untuk memberikan nasehat dan pengawasan yang tepat terhadap anak. Jika anak melakukan perbuatan dosa seperti pacaran, maka itu adalah tanggung jawab anak sendiri. Namun, tentunya sebagai orang tua, tetap harus memberikan dukungan dan pandangan yang baik terhadap anak.
Didalam proses pacaran kita tidak hanya dituntut untuk mengenali emosi diri sendiri, tetapi juga emosi orang lain. Dan yang tak kalah penting adalah bagaimana mengungkapkan dan mengendalikan emosi dengan baik. Jadi tak bijaksana bila melakukan kekerasan nonfisik, marah-marah, apalagi mengumpat-umpat orang lain termasuk pacar kita.
Di masyarakat saat ini sungguh menyedihkan pergaulannya ya sobat, dosa pacaran dalam islam dianggap adalah hal yang lumrah, proses mengenal lawan jenis atau diibaratkan sebagai rasa cinta kasih yang diwujudkan dalam hubungan. Namun, Islam tentunya tidak pernah mengajarkan tentang pacaran dan memiliki alasan tentang penyebab pacaran dilarang dalam islam, karena dalam kenyataannya dua insan yang berlainan jenis tidak bisa terhindar dari berdua duaan, terjadi pandang memandang, dan terjadi sentuh Komisi Dakwah MUI Ustaz Moh Zaitun Rasmin mengatakan sesuai ayat tentang pacaran dalam islam, bahwa bagi seseorang yang ingin menikah janganlah melalui dosa pacaran dalam islam, sebab caranya yang salah akan mempengaruhi keberlangsungan rumah tangganya kelak. Dalam Islam yang diajarkan adalah melalui ta’aruf. Perbuatan dosa pacaran dalam islam ini sudah jelas semuanya haram hukumnya menurut syari’at Islam dan bagi yang melakukannya terkena dosa sebagai berikut, 15 Dosa Pacaran dalam Islam. 1. Dosa Zina Al-Isra’ 32, Allah SWT berfirman ” Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji Dan suatu jalan yang buruk”. Sebab itu harus dilakukan cara menghindari pacaran menurut islam. 2. Dosa Menjadi Orang Hina Al-Furqan 68-69, Allah SWT berfirman ”Dan orang-orang yang tidak menyembah Tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah membunuhnya kecuali dengan alasan yang benar, dan tidak berzina, barang siapa yang melakukan yang demikian itu, niscaya dia mendapat pembalasan dosanya68, yakni akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina 69. Tentu terdapat indahnya menikah tanpa pacaran jika pergaulan dilakukan secara islami. 3. Dosa Mengikuti Kebiasaan Orang Kafir“Ada seorang laki-laki yang datang kepada rasulullah Ketika dia sedang berada di dalam masjid. Laki-laki itu memanggil-manggil rasulullah seraya mengatakan, “Hai rasulullah aku telah berbuat zina, tetapi aku menyesal.” Ucapan itu diulanginya sampai empat kali. Sebab itu perhatikan larangan berpacaran dalam islamSetelah rasulullah mendengar pernyataan yang sudah empat kali diulangi itu, lalu dia pun memanggilnya, seraya berkata, “Apakah engkau ini gila?” “Tidak.”, jawab laki-laki itu. Nabi bertanya lagi, “Adakah engkau ini orang yang muhsan?” “Ya.”, jawabnya. Kemudian, rasulullah bersabda lagi, “Bawalah laki-laki ini dan langsung rajam oleh kamu sekalian.” – HR. Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah 4. Dosa Menjadi Wanita atau Pria yang Rendah“Perempuan yang berzina dan laki-laki yang berzina, maka deralah tiap-tiap seorang dari keduanya seratus kali dera, dan janganlah belas kasihan kepada keduanya mencegah kamu untuk menjalankan agama Allah, jika kamu beriman kepada Allah, dan hari akhirat, dan hendaklah pelaksanaan hukuman mereka disaksikan oleh sekumpulan orang-orang yang beriman.”- QS. An-Nur 242 5. Dosa Melanggar Perintah Rasulullah“Ambillah dariku! Ambillah dariku! Sungguh Allah telah memberi jalan kepada mereka. Jejaka yang berzina dengan gadis didera seratus kali dan diasingkan selama satu tahun. Dan orang yang telah menikah melakukan zina didera seratus kali dan dirajam.” – Muslim dari Ubadah bin Samit 6. Dosa Berduaan dengan Non MuhrimRasulullah shallallaahu alaihi wa sallam bersabda “Jangan sekali-kali seorang laki-laki bersendirian dengan seorang wanita, kecuali si wanita itu bersama mahramnya.” 7. Dosa Zina Lisan dan TanganDiriwayatkan oleh Abu Hurairah Radhiyallahu anhu bahwasanya Nabi Shallallahu alaihi wa sallam bersabda “Allâh telah menulis atas anak Adam bagiannya dari zina, maka pasti dia menemuinya Zina kedua matanya adalah memandang, zina lisannya adalah perkataan, zina hatinya adalah berharap dan berangan-angan. Dan itu semua dibenarkan dan didustakan oleh kemaluannya.” 8. Dosa Melanggar Ketentuan Ta’aruf dalam Islam“Pacaran dalam Islam tidak boleh kecuali yang dimaksud itu setelah akad nikah. Dalam Islam yang diajarkan untuk memiliki hubungan atau ke tahap nikah itu melalui ta’aruf,” 9. Dosa Tidak Takut dengan Azab AllahDari Nabi SAW bersabda “Wahai kaum muslimin, takutlah kamu sekalian pada zina sebab didalamnya ada 6 perkara yang pasti ditetapi, 3 perkara di dunia dan 3 perkara di akhirot. Adapun 3 perkara di dunia adalah hilangnya kewibawaan wajah, pendeknya umur dan kekalnya kefakiran, sedangkan 3 perkara di akhirot adalah murka Allah yang Maha Barokah dan Maha Luhur, jeleknya hisaban dan siksa akhirot” HR Baihaqi 10. Dosa Menjadi Orang yang Zalim dan Jauh dari SuciDari Anas bin Malik dari Nabi SAW bersabda “Ada 7 golongan yang tidak akan dilihat dan disucikan dari dosa oleh Allah pada hari kiamat, dan mereka tidak Allah kumpulkan bersama orang-orang yang beramal dan Allah masukkan mereka ke neraka pertama kali, kecuali jika mereka mau bertobat, maka Allah menerima taubat mereka Orang yang menikah dengan tangannya onani/masturbasiOrang yang mengerjai dan dikerjai bi-seksualOrang yang membiasakan minum khomrOrang yang memukul orang tuanya hingga kedua orang tuanya meminta tolongOrang yang menyakiti tetangganya sehingga tetangganya melaknatinya danOrang yang menikahi menzinai kehalalan istri tetangganya” HR Imam Hasan bin Arofah 11. Dosa Bagaikan Tidak Memakai PakaianSesungguhnya iman itu ibarat pakaian yang dipakaikan Alloh kepada orang-orang yang yang dia kehendaki. Maka ketika seorang hamba berzina, Alloh mencabut baju iman itu darinya, dan jika dia bertaubat maka Alloh akan mengembalikannya pada hamba itu HR Baihaqi dari Anas. 12. Dosa Mencabut Imannya Sendiri dari Dalam Hati dan Jiwa“Barangsiapa yang zina atau meminum khomr, maka Alloh mencabut keimanannya sebagaimana melepasnya manusia pada qomisnya dari kepalanya” HR Malik 13. Dosa Melakukan Segala yang HaramTidak ada dosa yang lebih besar disisi Alloh setelah syirik daripada mani yang diletakkkan seorang laki-laki kedalam rahim wanita yang tidak halal baginya HR Ibnu Abid Dunya dari Haytsam bin Malik 14. Dosa Mengikuti Jalan IblisSiapapun diantara kalian yang bisa menyesatkan manusia, maka akan kupakaikan mahkota diatas kepalanya !” Maka yang paling besar diantara mereka fitnahnya/merusakny a terhadap manusia maka dia adalah lebih dekat kedudukannya disisi Iblis. Maka didatangkan salahseorang diantara bala tentara berkata “Aku tidak henti-hentinya menggoda seorang fulan, hingga akhirnya dia mencerai istrinya”. Berkata Iblis Kamu belum berbuat apa-apa. Fulan itu akan menikahi wanita yang lain !”. Kemudian didatangkan seorang yang lain “Aku tidak henti2nya menggoda fulan sehingga akhirnya aku menumbuhkan permusuhan antara fulan itu dengan saudaranya !”.Berkata Iblis “Kamu belum berbuat apa-apa, Fulan itu akan berdamai dengan saudaranya!” .Kemudian didatangkan seorang yang lain “Tidak henti-hentinya aku menggoda pada fulan sehingga dia berbuat zina !”. Maka berkatalah Iblis ” Inilah sebaik2nya yang kamu usahakan !” Kemudian iblis mendekatkan tentara tersebut kepadanya dan Iblis memakaikan mahkota diatas kepala sang tentara tersebut. Diriwiyatkan dalam Az Zawajir Juz 2 Hlm 137 15. Dosa Seluruh Tubuh Mata, Kulit, Hati, dsbSesungguhnya barangsiapa yang meletakkan tangannya memegang perempuan yang tidak halal baginya dengan syahwat, maka dia datang di hari kiamat dengan tangan dibelenggu pada lehernya. Maka jika dia mencium perempuan itu, maka diguntinglah bibirnya di dalam neraka. Maka jika dia zina, maka berbicaralah pahanya dan dia bersaksi untuk tuannya di hari si paha ” Aku dengan perempuan yang haram, digunakan untuk menaikinya menzinainya”. Maka Alloh melihat pada orang tersebuit dengan tatapan murka, maka jatuhlah daging wajah orang itu dan bengkaklah dia. Alloh berfirman “Apa yang telah kamu perbuat ?”.Maka bersaksi untuk orang tersebut lisannya, dan berkata “Terhadap apa-apa perempuan yang haram bagiku, telah bicara aku”, Berkata tangannya “Terhadap perempuan yang haram bagiku, telah lung-lungan aku”, –> memberi sesuatu secara langsung dari tangan Fulan ke tangan Fulanah yg bukan matanya “Terhadap perempuan yang haram bagiku, telah melihat aku”, Berkata kakinya “Terhadap perempuan yang tidak halal bagiku, telah berjalan aku” Dan berkata farjinya “Dan akulah yang melakukan zina”. Maka berkata Malaikat Hafadhoh dari golongan malaikat “Dan aku mendengar perbuatannya “, berkata beberapa malaikat yang lain “Dan aku yang mencatat perbuatannya “.Dan Allah Ta’ala berfirman Dan Akulah yang menampakkan sesuatu dan merahasiakannya maka Aku mengetahui semuanya, kemudian Dia berfirman ” Wahai para Malaikatku, tangkaplah orang tersebut dan dalam siksaKu, merasakanlah kalian pada orang itu, maka sungguh telah memuncak murkaKu atas orang yang sedikit malunya terhadapKu Diriwayatkan dalam Az Zawajir Juz 2 Hlm 137Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan ebrmanfaat untuk menghindari pacaran, lebih baik memiliki hubungan yang jelas yakni setelah pernikahan ya sobat, pacaran hanya membuang buang waktu dan memperbanyak dosa, lebih baik fokus ke hal lain yang jauh lebih baik seperti pendidikan atau pekerjaan hingga tiba waktunya Allah memberikan jodoh yang terbaik dan disatukan dalam jalan pernikahan yang halal. Oke sobat, sampai jumpa di artikel berikutnya. Terima kasih.
Pacaransebenernya cuma merugikan kamu sendiri bahkan juga pacarmu. Secara tidak sadar, kamu dan pacarmu sedang saling membantu berbuat dosa. Untuk diingat-ingat lagi, ada dosa yang mengalir, sementara orang tua semakin menua.

5. Mengumbar janji di saat pacaran. Baca Juga 7 Tips Menjaga Kesehatan Mental Dalam Masa Pandemi Covid-19 Tidak ada kebenaran dalam sebuah hubungan yang bernama pacaran, semua yang terlihat manis, gombalan, itu hanya tipuan semata dari setan yang ikut serta di dalamnya, dia yang menghabiskan waktu sehari 24 jam denganmu. Percayalah, tidak ada yang lebih indah dibandingkan pacaran setelah menikah, karena kita sudah halal dengannya mau berbuat apapun, misalnya pegangan tangan kita akan mendapatkan pahala, bedanya dengan belum menikah hanya semakin menumpukkan dosa, dan masih banyak keindahan lainnya yang akan kita rasakan setelah menikah. Lebih baik tinggalkan yang haram dan berbalik arah kepada yang halal, kepada hal yang allah ridhoi, percayakan saja semua kepada Allah, perbaiki saja dirimu menjadi lebih baik, pantaskan, niatkan yang baik hanya untuk Allah yang akan memberikan jauh lebih baik dari yang diinginkan, karena Allah memberikan bukan sekedar apa yang kita inginkan tapi apa yang kita butuhkan.***

Pacaran mabuk-mabukan, tawuran dan sebagainya. Itu menandakan bahwa sekolah walaupun berbasis Islam sekalipun bisa saja kurang dari yang diharapkan. Oleh karena itu, kita harus jeli dalam menentukan sekolah yang baik, karena lingkungan yang baik akan membentuk diri yang baik pula. 3. Belajar dari masa lampau.
JAKARTA - Aktivitas berpacaran seolah sudah menjadi hal lumrah dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Padahal, agama Islam dengan jelas melarang pacaran karena dinilai mendekati perbuatan zina. Di dalam Alquran surah Al Isra Ayat 32, Allah SWT telah mengingatkan manusia sebagai makhluk ciptaan-Nya, "Dan janganlah kamu mendekati zina, sesungguhnya zina adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." Dalam surat tersebut, disebutkan bahwa berpacaran masuk dalam kategori zina. Dalam Islam, zina adalah persetubuhan antara laki-laki dan perempuan tanpa ikatan pernikahan. Dosa juga akan timbul meski hanya "sekadar" berduaan dan berpegangan tangan di antara yang bukan mahram. Jika anak tumbuh remaja dan sudah mulai berpacaran, dosanya ditanggung siapa? Orang tuanya kah atau anak itu sendiri? Dalam kanal Youtube Al Bahja TV, di video bertajuk "Dosa Pacaran Orang Tua yang Menanggungnya, Benarkah?" Buya Yahya mengatakan, siapa saja yang memperbolehkan anaknya berpacaran, apalagi sampai melakukan hubungan badan tanpa ikatan pernikahan, maka orang tuanya itu akan dimintai tanggungjawab soal didikan kepada anaknya semasa ia hidup. Sebaliknya, orang tua akan bebas dari pertanggungjawaban di akhirat bila sudah mengajarkan anaknya untuk tidak bermaksiat. Namun bila anaknya itu sudah dididik namun diabaikan, maka anak itu yang akan menanggung dosanya dan terbebas dari tuntutan Allah SWT. "Seorang anak jika bermaksiat, tidak akan dosanya kepada sang bapak kecuali karena bapak tidak mendidik. Kalau bapaknya tidak mendidik, baru dapat bagian, karena anak protes, bapak saya tidak mendidik saya," ujar Buya kepada jamaah. Namun, jika seorang bapak sudah mendidik anak namun anaknya masih menyeleweng, maka orang tua tidak akan dituntut oleh Allah. "Tinggal pacarannya itu hasil didikan Sanga bapak atau tidak. Kalau didikan sang bapak, dapat bagian itu bapak," ujar alumnus S2 Universitas Al-Ahgaf, Hadramaut, Yaman ini.
apakah dosa pacaran ditanggung orang tua

8 Dasar sifatnya playboy atau playgirl. Demikian mungkin beberapa alasan kenapa “si dia” yang sangat kita cintai membalas cinta kita yang tulus, suci, plus murni dengan sebuah pengkhianatan yang kejam dan tidak berperi kekasihsayangan. “Mas, padahal aku sangat mencintainya. Aku mencintainya dengan sepenuh jiwaku.

XTlo.
  • jmajbiq4l7.pages.dev/781
  • jmajbiq4l7.pages.dev/685
  • jmajbiq4l7.pages.dev/10
  • jmajbiq4l7.pages.dev/391
  • jmajbiq4l7.pages.dev/601
  • jmajbiq4l7.pages.dev/921
  • jmajbiq4l7.pages.dev/554
  • jmajbiq4l7.pages.dev/672
  • jmajbiq4l7.pages.dev/579
  • jmajbiq4l7.pages.dev/430
  • jmajbiq4l7.pages.dev/68
  • jmajbiq4l7.pages.dev/859
  • jmajbiq4l7.pages.dev/28
  • jmajbiq4l7.pages.dev/778
  • jmajbiq4l7.pages.dev/630
  • apakah dosa pacaran ditanggung orang tua