Daripenelitian berbagai penelitian terdapat batuan yang berumur 3,5 juta tahun yang telah menunjukan tanda - tanda kehidupan atau fosil. 2.4 Keanekaragaman Mahkluk Hidup Keanekaragaman makhluk hidup/ hayati atau biodiversitas adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah, dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup. Yuk, belajar macam-macam keanekaragaman hayati di dunia! Mulai dari jenis flora dan fauna, hingga persebarannya berdasarkan bioma dan zona wilayahnya, lengkap di artikel Biologi kelas 10 berikut ini! — Kamu tahu nggak, sih? Ternyata, setiap negara memiliki berbagai macam flora dan fauna yang berbeda-beda, lho! Hal ini menunjukkan bahwa dunia kita memiliki keanekaragaman hayati. Apa itu keanekaragaman hayati? Pengertian Keanekaragaman Hayati Keanekaragaman hayati adalah keberagaman makhluk hidup yang didasarkan pada ciri-ciri yang diketahui melalui observasi atau pengamatan. Kamu tahu nggak sih, apa yang menyebabkan flora dan fauna di setiap negara itu berbeda-beda? Jadi, persebaran berbagai macam flora dan fauna di dunia itu dipengaruhi oleh beberapa faktor nih, di antaranya iklim, vegetasi, interaksi dengan organisme lain, dan barrier fisik. Nah, kali ini, kita akan mengetahui keanekaragaman hayati yang ada di dunia, meliputi berbagai macam flora dan fauna, serta persebarannya. Wah, menarik banget nggak, sih? Kalau gitu, simak artikel ini sampai habis, ya! Baca Juga Keanekaragaman Hayati Tingkat Genetik, Individu, dan Ekosistem Persebaran Flora di Dunia Persebaran flora di dunia dapat dilihat dari keberadaan biomanya. Hayo, ada yang tahu, apa itu bioma? Bioma adalah suatu wilayah yang memiliki kondisi lingkungan dan makhluk hidup dengan ciri-ciri yang hampir sama mirip. Nah, tentunya, bioma yang terbentuk di suatu wilayah pasti akan berbeda dengan wilayah yang lain. Perbedaan ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya iklim, suhu udara, dan curah hujan. Misalnya saja nih, di wilayah padang gurun, suhu udaranya sangat tinggi, curah hujannya juga sangat rendah. Akibatnya, nggak semua jenis tumbuhan bisa hidup di sana. Nah, salah satu tumbuhan khas yang hidup di wilayah padang gurun adalah kaktus. Hal ini tentu berbeda dengan wilayah hutan hujan tropis yang memiliki curah hujan tinggi. Jenis tumbuhan yang ada di wilayah tersebut pun akan jauh lebih beragam. Gimana, paham ya sampai sini? Terdapat sembilan tipe bioma di dunia. Wow! banyak banget nggak, sih? Di antaranya ada tundra, taiga, hutan hujan temperata, hutan gugur, padang rumput stepa, semak belukar chaparral, hutan hujan tropis, sabana, dan gurun. Nah, di artikel ini, hanya akan membahas lima dari sembilan bioma tersebut. So, kalau kamu mau tahu penjelasan dari empat bioma lainnya, bisa cek di ruangbelajar, ya! Baca Juga Faktor Persebaran Flora dan Fauna di Indonesia 1. Tundra Bioma tundra terdapat di Kutub Utara artik dan meliputi wilayah Kanada, Siberia, Rusia, dan Finlandia. Bioma tundra memiliki ciri-ciri sebagai berikut Nah, di bioma ini, datarannya nggak ditumbuhi pohon, justru sebagian besar ditutupi salju. Kenapa? Soalnya, wilayah tundra hanya mendapatkan sedikit sinar matahari. Jadi, musim dinginnya akan jauh lebih lama daripada musim panas. Makanya, salju dan pegunungan es banyak ditemui di wilayah ini. Nah, kamu tahu nggak, hal yang paling unik dari bioma tundra adalah adanya lapisan permafrost, yaitu lapisan tanah yang membeku. Tuh kan, saking dinginnya, tanah saja sampai membeku, loh! Oh iya, meskipun bioma tundra nggak ditumbuhi pohon, tapi masih ada beberapa jenis flora yang tumbuh di sana. Tanaman yang mendominasi wilayah ini, antara lain lumut serta tumbuhan berbunga kecil, seperti saxifraga dan bilberry. Nah, tanaman tersebut dapat tumbuh di suhu yang sangat ekstrim karena memiliki kemampuan untuk dorman in active di musim dingin dan berkecambah aktif kembali di musim panas. Jadi, saat musim dingin, tanaman-tanaman ini akan tidur nih, karena nggak bisa memperoleh cahaya matahari yang cukup dan sesuai untuk pertumbuhan. 2. Taiga Bioma ini terdapat di tengah-tengah bioma tundra dan hutan temperata, yaitu meliputi wilayah Skandinavia, Rusia, Siberia, Alaska, dan Kanada. Bioma taiga merupakan bioma dengan wilayah terluas dibandingkan dengan bioma-bioma lainnya, loh. Berikut adalah ciri-ciri bioma taiga. Karena kondisi lingkungan yang cukup ekstrim, nggak banyak tumbuhan yang bisa hidup di sana, sehingga variasi tumbuhannya juga sangatlah sedikit. Yap! Jenis flora yang dominan tumbuh adalah tumbuhan berdaun jarum konifer, seperti pinus, cemara, juniper, cedar, dan balsam fir. Tahu kan bentuknya seperti apa? Itu lho, yang sering digunakan sebagai pohon natal. Oh iya, tumbuh-tumbuhan di sana juga selalu berdaun hijau loh, baik saat musim dingin maupun musim panas. Selain itu, wilayah dengan bioma taiga terbesar terdapat di Rusia, membentang sepanjang km dari Samudra Pasifik sampai Pegunungan Ural. Uwooow! 3. Gurun Bioma gurun dapat ditemukan di wilayah Afrika Utara Gurun Sahara, Australia Gurun Great Sandy, dan Asia Barat Gurun Gobi. Ciri utama bioma gurun adalah curah hujan yang sangat rendah, jadi lingkungannya kering dan suhunya ekstrim. Kalau mendengar kata gurun, pasti kalian berpikirnya tempat yang sangat panas, biasanya memang benar, tapi suhu yang panas itu bukan ciri gurun, karena ada juga loh gurun yang suhunya dingin seperti gurun Antarktika. Nah, berikut adalah ciri-ciri lain dari bioma gurun! Karena memiliki curah hujan yang rendah, wilayah gurun sangat kering dan tandus. Jadi, nggak semua jenis tanaman bisa hidup di sana. Cuma tanaman yang bisa beradaptasi di lingkungan kering aja yang bisa hidup, antara lain kaktus dan tumbuhan semusim, seperti alang-alang, jujube, black saga, dan creosote bush. Ini biasanya karena mereka memiliki akar panjang dengan jaringan spons untuk menyimpan air, dan jaringan parenkim yang bisa menyimpan air. Selain itu, serta daun berukuran kecil atau duri untuk mengurangi penguapan air. Bahkan, jenis tanaman seperti kaktus, memiliki kemampuan untuk menyerap air selama musim hujan dan menghemat penggunaannya selama musim panas. Baca Juga Mengenal Biosfer, serta Faktor Persebaran Flora dan Fauna 4. Padang Rumput Stepa Bioma padang rumput stepa dapat ditemukan di wilayah Tiongkok bagian utara, Asia bagian tengah, dan Amerika Utara bagian barat. Nah, seperti namanya, stepa merupakan wilayah padang rumput yang membentang luas. Bioma ini memiliki ciri-ciri sebagai berikut Bioma padang rumput stepa memiliki tingkat curah hujan yang rendah yang hanya cukup untuk asupan air tumbuhan seperti rumput-rumputan, dan tumbuhan lain yang sanggup mengurangi penguapan air. Tanaman Puya raimondii Sumber Biasanya sih memang kecil-kecil tumbuhannya, tapi, ada juga yang saaangat tinggi dan besar, contohnya Titanca atau Puya raimondii yang bisa ditemukan di negara Peru. 5. Sabana Bioma sabana dapat ditemukan di wilayah Afrika bagian tengah dan selatan, Brazil bagian tengah, sedikit di wilayah Australia bagian utara, Nusa Tenggara Timur, serta pantai barat Madagaskar. Bioma sabana memiliki ciri-ciri sebagai berikut Bioma ini sekilas mirip dengan bioma padang rumput ya, karena memang wilayahnya juga banyak ditumbuhi rerumputan. Hal yang membedakannya dengan bioma padang rumput adalah wilayah bioma sabana juga ditumbuhi semak dan pohon, seperti eukaliptus, akasia, dan gebang. Baca Juga Mengenal Macam-Macam Bioma di Dunia dan Ciri-cirinya Nah, itu tadi penjelasan tentang persebaran fauna di dunia berdasarkan lima bioma, yaitu bioma tundra, taiga, gurun, padang rumput, dan sabana. Lalu, bagaimana dengan persebaran faunanya, ya? Langsung simak pembahasan berikut ini, yuk! Persebaran Fauna di Dunia Pada awalnya, klasifikasi persebaran fauna di dunia dipelopori oleh Alfred Russel Wallace, seorang naturalis, antropolog, dan ahli biologi kelahiran Inggris. Ia membagi persebaran fauna yang ada dunia ini ke dalam enam macam zona wilayah. Namun, zona ini kemudian berkembang menjadi sebelas zona, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Lalu, apa saja sih sebelas zona persebaran fauna di dunia itu? Di antaranya ada zona neartik, neotropik, paleartik, afrotropical, oriental, australian, oceanian, saharo-arabian, sino-japanese, madagascan, dan panamanian. Kamu harus tahu juga nih, fauna yang ada di salah satu zona, kemungkinan bisa ditemukan di zona yang lain juga. Loh, kok bisa? Iya, hal ini disebabkan karena adanya beberapa faktor, seperti kemiripan iklim dan vegetasi yang tumbuh, percampuran fauna akibat dari daratan yang menyatu sebelum zaman pleistosen, serta adanya zona transisi perbatasan antar zona yang memungkinkan fauna untuk bermigrasi. Oke, pasti kamu sudah nggak sabar kan, ingin tahu macam-macam fauna khas yang ada di masing-masing zona tersebut? Di sini kita akan bahas lima dari sebelas zona persebaran fauna yang ada di dunia saja. Jadi, kamu bisa cek pembahasan enam zona lainnya di ruangbelajar, ya! 1. Zona Neartik Zona neartik meliputi wilayah Amerika Utara Amerika Serikat, Alaska, Kanada, Meksiko Utara dan Greenland. Wilayah pada zona neartik memiliki berbagai macam bioma, seperti taiga, padang rumput, dan hutan gugur. Nah, karena zona neartik berada di wilayah yang suhunya rendah, jadi, jenis fauna yang hidup di zona ini sebagian besar memiliki bulu yang sangat lebat untuk melindungi diri saat musim dingin, seperti muskox dan kambing gunung. Selain itu, ada juga jenis fauna lain, seperti kalkun, bison, caribou, alligator mississippi, ular derik, dan red cardinal. Eh, di zona neartik ini juga terdapat gurun yang cukup luas, yaitu gurun Mojave, jadi ada juga beberapa fauna gurun seperti rubah, antelop, koyote, dan singa gunung. 2. Zona Neotropik Zona neotropik meliputi wilayah Amerika Tengah dan Amerika Selatan dataran rendah Meksiko, Kepulauan Karibia, dan Florida. Kondisi iklim di wilayah ini sebagian besar adalah tropis dan beriklim sedang di wilayah Amerika Selatan. Fauna yang terdapat di zona ini, antara lain armadillo, alpaka, llama, kelelawar penghisap darah, piranha, anaconda, burung beo, dan katak pohon Brazil. Baca Juga Apa Saja Manfaat Flora dan Fauna bagi Kehidupan Kita? 3. Zona Paleartik Zona paleartik merupakan zona dengan kawasan paling luas di antara zona lainnya. Zona paleartik mencakup hampir seluruh kawasan di benua Eropa, Rusia, daerah di dekat Kutub Utara, Pegunungan Himalaya, Kepulauan Inggris, Tibet, Tiongkok Utara, Korea, Selat Bering, Afrika Utara, dan Asia Barat. Wow, luas banget, ya! Karena wilayahnya yang luas, fauna yang ada juga sangat beragam dan hidup bergantung pada kondisi wilayah dan kemampuan adaptasi yang dimilikinya. Fauna tersebut, di antaranya panda, panda merah, unta, rusa kutub, beruang kutub, yak, serigala, dan dormice. 4. Zona Afrotropical Zona afrotropical bisa kita sebut juga dengan zona ethiopian. Zona ini terletak di sebagian besar wilayah Afrika kecuali Afrika Utara dan Gurun Sahara, dan kepulauan di Samudra Hindia bagian Barat. Sebagian besar jenis fauna yang ada di zona ini merupakan hewan vertebrata bertulang, seperti gajah Afrika, jerapah, singa, hyena, lemur, zebra, gorila, babun, dan antelop. 5. Zona Oriental Zona oriental meliputi wilayah India, Indochina Kamboja, Laos, Vietnam, serta Indomalayan Malaysia, Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Filipina. Kalau kita lihat dari wilayahnya, sebagian besar beriklim tropis, ya. Selain itu, banyak terdapat juga hutan hujan tropis yang memiliki keanekaragaman hayati yang paling tinggi. Beberapa jenis fauna khas yang terdapat di zona oriental, yaitu primata owa, orang utan, surili, siamang, langur, dan monyet, fauna air tawar lumba-lumba sungai indus dan gangga, mamalia berukuran besar gajah, banteng, tapir, badak, pelanduk, tupai raksasa India, kukang, beberapa aves burung poksay, cica kopi, batu siul. Baca Juga Cara Melakukan Konservasi Flora dan Fauna yang Hampir Punah Nah, sekarang kita sudah tahu ya, apa saja jenis dan persebaran flora dan fauna yang ada di dunia berdasarkan keadaan bioma dan juga zona wilayahnya. Tentunya, jenis flora dan fauna yang hidup di suatu wilayah akan bergantung pada kondisi lingkungan yang ada di wilayah tersebut, nih. Tugas kita selanjutnya adalah menjaga agar keanekaragaman hayati tersebut tetap lestari. Contoh simpelnya, dengan nggak membuang sampah sembarangan nih, supaya lingkungan terhindar dari polusi yang dapat mengganggu organisme yang hidup di sana. Oke, selesai sudah materi kita kali ini. Semoga bermanfaat, ya! Oh iya, kamu juga bisa belajar materi tentang keanekaragaman hayati di dunia secara lengkap di ruangbelajar, loh! Di sana, kamu bakal diajarkan oleh para Master Teacher terbaik yang bikin kamu mudah paham terhadap materi. Semangat belajar, ya! Referensi Irnaningtyas. 2016. Biologi untuk SMA/MA Kelas 10 Kurikulum 2013. Jakarta Erlangga. Sumber Foto Foto Puya raimondii flowering in Ayacucho, Peru’ [Daring], Tautan Artikel ini telah diperbarui pada 18 Agustus 2022. KEANEKARAGAMANMAKHLUK HIDUP. 1. Roni Panji Utomo (12144600053) 2. Siti Siswanti (12144600056) 3. Ningtyas Hadiastuti (12144600072) Puji syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan karunia-Nya sehingga,penulis dapat menyusun makalah IPA 1 yang bertema " Keanekaragaman Makhluk Hidup " dengan baik.
0% found this document useful 0 votes150 views26 pagesCopyright© Attribution Non-Commercial BY-NCAvailable FormatsPPTX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?0% found this document useful 0 votes150 views26 pagesKeanekaragaman Makhluk Hidup Dan PersebarannyaJump to Page You are on page 1of 26 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 12 are not shown in this preview. You're Reading a Free Preview Pages 17 to 24 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
TindakanManusia Yang Mengakibatkan Menurunkan Keanekaragaman Makhluk Hidup Perusakan Habitat dan Pencemaran Penggunaan Pestisida secara berlebihan Perubahan Tipe Tumbuhan, misalnya perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan produksi dapat mengakibatkan hilangnya tumbuh-tumbuhan liar penting. Penebangan. Kondisi keanekaragaman hayati kian menghawatirkan bagi keberlanjutan kehidupan manusia dan makhluk hidup di Bumi Laporan IPBES [The Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services] 2019 menggambarkan dalam tataran global, 50 persen perluasan sektor pertanian dan perkebunan menyebabkan hilangnya hutan, termasuk budidaya monokultur Sejarah mencatat, banyak peradaban besar di muka Bumi musnah, timbul lalu tenggelam akibat krisis ekologi yang dilakukan manusia hingga taraf yang tak mampu dikendalikan lagi Hancurnya ekosistem, secara langsung atau tidak, mengikis tatanan ekonomi, penghidupan, keamanan pangan, kesehatan, dan kualitas hidup manusia di seluruh dunia Sejak 1980-an, petani kelapa di sejumlah desa di Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, akrab menggunakan pestisida untuk membasmi hama belalang sexava. Belalang ini ganas, melahap daun hingga bunga kelapa di wilayah Sulawesi Utara dan Maluku Utara. Begitu hebat serangannya, pembasmian dilakukan dengan penyemprotan dari udara menggunakan helikopter. Namun, bukan hama yang hilang dari perkebunan kelapa di Talaud, melainkan satwa-satwa tak berdosa lainnya. Satu di antaranya adalah burung nuri talaud [Eos histrio talautensis], satu sub-jenis yang hanya hidup di pulau ini yang merupakan pemangsa alami belalang sexava. Hama belalang tetap mengganas hingga kini meskipun dosis pestisida dilipatgandakan. Bahkan, pestisida tidak lagi disemprotkan melainkan disuntikkan’ lewat lubang yang dibor pada batang pohon kelapa[i]. Semua upaya tak membuat belalang sirna, makin kebal. Petani bak makan buah simalakama tak menggunakan pestisida tanaman habis, pakai pestisida berarti memproduksi bahan makanan mengandung racun. Nuri talaud [Eos histrio talautensis]. Foto Burung Indonesia Lain kisah di pedalaman antara Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, tempat tersembunyi danau-danau purba Matano, Mahalona, dan Towuti. Tersohornya tiga danau ini tak terbantahkan, dihuni biota-biota air tawar yang tak akan dijumpai di belahan dunia lain, bahkan di sungai dan danau di Pulau Sulawesi. Kesehatan air di tiga danau ini bergantung pada rimbunnya hutan-hutan yang menyelimuti perbukitan di sekeliling, baik yang berstatus kawasan konservasi maupun hutan lindung. Sejak awal 2000-an beberapa petani di Kecamatan Sorowako, desa-desa sekeliling tiga danau itu, mulai mengembangkan tanaman lada di kebun mereka. Upaya ini berhasil sehingga diikuti petani setempat lainnya. Produksi dan harga jual yang untung menarik minat warga menanam lada, bahkan orang luar dan pendatang tak ingin ketinggalan meraup Rupiah dengan berinvestasi pada rempah-rempah ini. Hingga akhirnya, lahan pertanian tak bersisa lagi untuk menanam lada, perlahan kebun merangsek kawasan hutan. Banyak petak hutan di sekitar danau, utamanya Towuti, berganti menjadi kebun lada[ii] yang tak nampak dari luar karena dibuka agak ke dalam. Serbuan lada tak hanya terjadi di Sulawesi Selatan, melainkan hingga melewati perbatasan Sulawesi Tenggara. Semakin luas kawasan hutan yang berganti menjadi kebun monokultur rempah. Kerusakan hutan diperparah pembalakan yang terjadi di sekitar danau. Penyemprotan pestisida di kebun merica tepian Danau Matano. Foto Burung Indonesia Potret krisis Dalam laporan komprehensif bertajuk Global Assessment Report on Biodiversity and Ecosystem Services 2019 oleh IPBES [The Intergovernmental Science-Policy Platform on Biodiversity and Ecosystem Services] dipaparkan status keanekaragaman hayati Bumi yang kian menghawatirkan bagi keberlanjutan kehidupan. Dokumen ini, yang disintesis dari kajian di seluruh dunia oleh 145 ilmuwan dari 50 negara tiga tahun terakhir, mengungkapkan Bumi kehilangan lebih dari 80 persen biomas hewan menyusui. Ini terjadi ketika berbagai ekosistem alami dihancurkan pada laju hingga ratusan kali lebih cepat dari yang terjadi selama 10 juta tahun terakhir. Dalam tataran global, 50 persen perluasan sektor pertanian dan perkebunan menyebabkan hilangnya hutan, termasuk budidaya monokultur. Semua itu dalam rangka menaikkan produksi pangan hingga 300 persen sejak 1970[iii]. Hutan-hutan dibabat untuk membuka penggembalaan ternak, sawah, ladang gandum, jagung, anggur, dan berbagai komoditi yang memanjakan manusia dengan populasi terus tumbuh hingga lebih dari 7 miliar jiwa. Menurut laporan tersebut, pertanian dan perikanan merupakan sektor paling berkontribusi memusnahkan keanekaragaman hayati Bumi. Pemakaian pestisida yang luar biasa volumenya disertai pembukaan banyak habitat alami seperti hutan mengancam punahnya satu dari tiap sepuluh jenis serangga. Serangga, selain tentu saja burung dan kelelawar, berperan penting dalam penyerbukan tanaman, tidak terkecuali tanaman yang menghasilkan pangan bagi manusia. Fungsi ini tidak bisa digantikan seperti mengganti nutrisi tanah dengan pupuk atau mengganti musuh alami hama dengan pestisida. Risiko terganggunya penyerbukan tanaman oleh serangga setara dengan kerugian senilai US$ 577 miliar akibat gagal panen. Guna memenuhi kebutuhan pangan, kita justru menghancurkan sistem alam yang bekerja sebagai pondasinya. Lautan tak luput dari penghancuran sistematis, terhitung hanya 3 persen yang aman dari tekanan manusia akibat perikanan industrial, eksploitasi berlebih, dan sampah. Terhitung, 100-300 juta orang di pesisir akan mengalami peningkatan risiko akibat hilangnya perlindungan habitat. Sementara itu, sumber daya laut tinggal 7 persen yang masih bisa dimanfaatkan optimal karena sisanya telah digunakan hingga batas maksimal. Khusus kawasan Asia Pasifik, proyeksi yang dimunculkan bagi keanekaragaman hayati yakni 24-25 persen jenis mamalia dan burung akan punah di dataran rendah Asia Tenggara; serta sekitar 45 persen kemungkinan hilangnya habitat dan spesies pada 2050 jika tidak ada perubahan sentuhan terhadap alam dan keanekaragaman hayati[iv]. Alih fungsi lahan menjadi wilayah tambang liar di Gorontalo. Foto Burung Indonesia Wallacea Hancurnya ekosistem, secara langsung atau tidak, mengikis tatanan ekonomi, penghidupan, keamanan pangan, kesehatan, dan kualitas hidup manusia di seluruh dunia [Watson 2019[v]]. Sejarah mencatat, banyak peradaban besar di muka Bumi musnah, timbul lalu tenggelam akibat krisis ekologi ketika manusia memantik krisis hingga taraf yang tak mampu lagi dikendalikan. Di perairan Wallacea, yaitu laut-laut di sekitar pulau-pulau Sulawesi, Maluku, dan Maluku Utara serta Nusa Tenggara, praktik perikanan yang merusak kian lazim. Menangkap ikan secara tradisional dan ramah lingkungan adalah hal langka. Nelayan-nelayan di perairan Solor Selatan, perairan Lembata, perairan Pulau Boano, perairan Labobo-Bangkurung, dan banyak pesisir lainnya telah banyak yang piawai meracik peledak buatan untuk menangkap ikan secara cepat dan mudah[vi]. Praktik ini tidak hanya membunuh ikan-ikan non-target, melainkan juga menghancurkan terumbu karang, tempat ikan kecil berlindung, dan biota laut lain. Pada akhirnya, nelayan juga menanggung akibatnya, harus melaut semakin jauh. Sementara itu, armada perusahaan penangkap ikan skala besar memanen sebanyak mungkin, tanpa berpikir memberi waktu jeda bagi ekosistem laut meremajakan diri. Pembangunan berdasarkan prinsip berkelanjutan dan berkeadilan harus dilakukan. Tujuannya, mengkonservasi lingkungan, memperbaiki keanekaragaman hayati, dan meningkatkan layanan alam [ecosystem services]. Manusia memiliki takdir sebagai penjaga kehidupan yaitu ekonomi [sumber daya alam] dan budaya [nilai-nilai estetika, sosial, dan religi]. Nelayan di pantai selatan Lebau, Flores. Foto Burung Indonesia/Erlangga Praktik berkelanjutan Pelestarian keragaman hayati sekaligus mengolah sumber daya alam berkelanjutan telah dilakukan tiga desa di Kabupaten Kepulauan Talaud, yaitu Desa Ambela, Desa Bengel, dan Desa Rae Selatan, sejak mengikuti Program Kemitraan Wallacea pada 2016 Demplot pertanian organik yang mereka kelola mampu menghasilkan bahan pangan sehat. Warga juga menghentikan penggunaan pestisida dan mengendalikan hama sexava secara alami. Atas upaya tersebut, ketiga desa ini ditetapkan oleh Bupati Talaud sebagai Desa Konservasi. Melalui program yang sama, Desa Nuha dan Desa Bantilang di pinggir Danau Matano dan Towuti membuat tata ruang desa berdasarkan kearifan mereka. Ruang kampung dibagi beberapa fungsi yaitu permukiman, produksi, dan lindung. Berbekal peraturan desa, warga secara sadar menghentikan perambahan hutan lindung untuk perkebunan merica. Aturan ini pun berlaku tegas terhadap orang luar yang coba membuka lahan di kawasan hutan. Danau Matano yang menyimpan potensi besar satwa air termasuk udang kardinal matano. Foto Burung Indonesia/Tri Susanti Tak ketinggalan, di pesisir Boano, Solor Selatan, Lembata, dan beberapa lokasi lain pada Program Kemitraan Wallacea, para nelayan menghidupkan lagi praktik perikanan ramah lingkungan dengan membentuk daerah perlindungan laut [DPL] tingkat desa. Di zona inti DPL, tidak dibolehkan ada penangkapan ikan menggunakan alat apa pun. Sedangkan di zona perikanan berkelanjutan, nelayan bebas menangkap ikan asal menggunakan alat tangkap ramah lingkungan. Dalam waktu kurang setahun, inisiasi ini berhasil memulihkan perairan pesisir yang ditandai berlimpahnya ikan. Nelayan lebih mudah, lebih dekat, dan lebih banyak mendapat ikan ketimbang bom dan racun ikan masih merajalela. Di Provinsi Sulawesi Tengah, model efektif ini menjadi inspirasi dicadangkannya kawasan konservasi perairan daerah Banggai Darat, Laut dan Kepulauan [Dalaka] seluas 869, hektar[vii]. Caridina dennerli atau udang kardinal matano, salah satu jenis udang endemis Matano. Foto Burung Indonesia/Tri Susanti Pemimpin negara hingga daerah, maupun sektor, dengan otoritas dan sumber daya yang dimiliki tentu mampu menggerakkan perubahan-perubahan yang berarti bagi penyelamatan keanekaragaman hayati. Untuk selanjutnya, perlindungan keanekaragaman hayati dijadikan amanat rencana pembangunan. Mengutip Joseph Settele, wakil ketua IPBES “Manusia tidak perlu panik namun perubahan drastis harus segera dimulai karena pendekatan business as usual tak akan cukup,” harus dilakukan dengan tindakan nyata. Menyelamatkan lingkungan dan keanekaragaman hayati, dari pemanfaatan tak lestari, harus ditunjukkan. Referensi [i] [ii] [iii] [iv] Lebih jauh laporan IPBES menyatakan bahwa 75% lingkungan darat dan 66% lingkungan laut mengalami perubahan drastis akibat tindakan manusia. Dari isu spesies, 1 juta spesies terancam punah dalam beberapa dekade ke depan baik di darat maupun di laut. Dari isu pangan, sejak 1970 produksi pangan naik 300% sementara 23% lahan mengalami degradasi. Pada isu lautan dan perikanan, Di sektor perhutanan, meski terjadi penurunan bukaan hutan namun diperkirakan 50% perluasan sektor pertanian dan perkebunan menyebabkan hilangnya hutan termasuk monokultur. Tingkat urbanisasi yang tinggi 100% sejak 1992 mengkhawatirkan pada meningginya kebutuhan pangan dan hilangnya produksi pangan, kekhawatiran juga terjadi pada kualitas kesehatan. Dari aspek pencemaran, sebanyak 80% air limbah yang dibuang di saluran-saluran air meracuni sungai, danau dan lautan tanpa diolah,bersamaan dengan 400 metrik ton logam berat, racun dan buangan industri. Sampah plastik di lautan meningkat sepuluh kali lipat sejak 1980 dan mengancam kehidupan 86% penyu, 44% burung laut dan 43% mamalia laut the guardian 2019. [v] Dikutip dari pernyatan Sir Robert Watson, Ketua IPBES pada IPBES Global Assessment Preview May 2019 [vi] Perairan Solor Selatan, Kabupaten Flores Timur NTT, Perairan Labobo-Bangkurung, Banggai Laut Sulawesi Tengah, perairan Pulau Boano, Seram Bagian Barat Maluku, dan perairan Lembata NTT [vii] Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2017 tentang Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil Propinsi Sulawesi Tengah *Adi Widyanto [Head of Conservation and Development, Burung Indonesia]. **Yoppie Christian [Peneliti di Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan IPB]. Tulisan ini opini penulis Artikel yang diterbitkan oleh hidupdengan makhluk hidup itu sendiri. keanekaragaman dengan dihitung menggunakan indeks Shannon Wiener (H') (Michael, 1984. Hlm. 172). persebaran pada wilayah penelitian jika nilai id sama dengan 1 maka persebarannya acak. Jika nilai id kurang dari 1 maka persebarannya seragam, dan jika id lebih dari Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya Biosfer dan Makhluk Hidup Biosfer adalah zona tipis di Bumi dan di atas permukaan Bumi yang tebalnya tidak lebih dari 20 km. Saat ini Bumi merupakan satu-satunya tempat di alam dunia yang diketahui terdapat kehidupan dan tempat makhluk hidup melakukan aktivitas hidupnya. Makhluk hidup selalu berinteraksi dengan lingkungannya, yang terdiri dari lingkungan tak hidup abiotik dan lingkungan hidup biotik. Biosfer terdiri dari sebagian lapisan atmosfer dan lapisan kulit Bumi. Lapisan atmosfer adalah lapisan udara di atas muka Bumi, yang membungkusnya dengan gas-gas dan terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu ionosfer +80 km di atas muka Bumi, stratosfer 16-18 km di atas muka Bumi, troposfer 0-16 km di atas muka Bumi. Sampai saat ini, baru diketahui hanya di lapisan troposfer makhluk hidup bisa beraktivitas. Troposfer adalah lapisan dinamis yang terdapat uap air yang dapat membentuk awan dan hujan secara periodik. Sedangkan lapisan kulit Bumi terdiri dari dua bagian, yaitu litosfer dan hidrosfer. Litosfer merupakan bagian yang padat dari lapisan kulit Bumi. Sedangkan hidrosfer merupakan bagian yang cair dari lapisan kulit Bumi. Jadi makhluk hidup tinggal dan beraktivitas di kedua lapisan bumi tersebut. Makhluk hidup hanya dapat beraktivitas pada lapisan troposfer dari atmosfer, hidrosfer, dan litosfer. Oleh karena itu, ketika lapisan tersebut disebut dengan lapisan biosfer. Sel Sebagai Unit Kehidupan Sel Sebagai Unit Kehidupan Sel merupakan unit kehidupan, baik dari segi struktural, pertumbuhan, reproduksi, hereditas, dan fungsional. Sel sebagai unit struktural maksudnya adalah sel merupakan satuan terkecil penyusun tubuh organisme. Organisme multiseluler, tubuhnya dibangun oleh banyak sel yang diperoleh darin pembelahan mitosis berulang-ulang sebuah sel tunggal monoseluler yang disebut zigot. Zigot dihasilkan dari peleburan sel kelamin sel benih jantan dan betina. Karena dari sel kelamin dapat dihasilkan individu baru, sel dikatakan juga sebagai unit produksi. Masing-masing sel kelamin sel kelamin jantan dan sel kelamin betina membawa materi genetik genom sebagai penentu sifat karakter yang akan diwariskan kepada turunannya individu baru. Di dalam masing-masing sel penyusun tubuh makhluk hidup terselenggara semua aktivitas kehidupan, baik pada organisme uniseluler, organisme yang selnya bergabung membentuk koloni dan pada organisme uniseluler. Pada organisme uniseluler, seluruh aktivitas hidup dilaksanakan oleh sel tersebut. Pada organisme yang berbentuk koloni belum tampak diferensiasi fungsi yang jelas dari masing-masing sel penyusun koloninya. Sedangkan organisme multiseluler terdapat diferensiasi fungsi untuk menjalankan aktivitas kehidupan. Agar dapat melaksanakan seluruh aktivitas hidup, sel harus memiliki bagian-bagian utama, yaitu membran plasma, protoplasma cairan sel atau sitoplasma dengan seluruh organel-organel sel yang terdapat di dalamnya, dan nukleus yang mengandung materi genetik genom. Reproduksi Sel Reproduksi Sel Reproduksi sel dapat diartikan sel memperbanyak diri, baik yang terjadi pada organisme tingkat sel uniseluler maupun yang terjadi pada sel-sel penyusun tubuh organisme multiseluler. Reproduksi sel dapat dibedakan atas amitosis, mitosis, dan meiosis. Amitosis adalah pembelahan langsung tanpa melalui tahapan. Pada amitosis, mula-mula nukleus membelah kemudian diikuti pembagian sitoplasma dari sel induk, dan dari satu sel induk bisa terbentuk dua sel baru atau lebih. Sedangkan mitosis adalah pembelahan sel melalui beberapa tahapan utama yaitu profase, metafase, anafase dan telofase. Mitosis ditujukan untuk memperbanyak sel, biasanya terjadi pada proses pertumbuhan individu dan perbaikan pengganti sel-sel tubuh yang rusak. Kemudian meiosis adalah pembelahan sel yang bersifat reduksi dari sel yang diploid menjadi sel haploid terjadi penurunan jumlah kromosom sel anak menjadi setengah jumlah kromosom sel induknya, dan dari satu sel induk menjadi empat sel anak. Meiosis terdiri dari dua tahap pembelahan yaitu meiosis I dan meiosis II. Meiosis I terdiri dari profase I yang terbagi lagi menjadi 5 fase yaitu leptonema, zygonema, pakhinema, diplonema, dan diakinesis. Reproduksi Makhluk Hidup Proses yang dilakukan oleh makhluk hidup untuk menghasilkan individu baru keturunan dari jenisnya dinamakan reproduksi perkembangbiakan. Tujuan reproduksi adalah untuk mempertahankan kelestarian suatu spesies jenis makhluk hidup. Banyak cara reproduksi yang dilakukan oleh organisme. Cara-cara reproduksi tersebut dikelompokkan atas 1 reproduksi aseksual vegetatif, dan 2 reproduksi seksual generatif. Reproduksi aseksual adalah jenis reproduksi yang dilakukan oleh suatu organisme dengan melibatkan sel tubuh saja tanpa melibatkan sel kelamin. Pada hewan, perkembangbiakan seperti ini umumnya hanya dijumpai pada hewan rendah, misalnya paramaecium, amoeba, dan euglena dengan membelah diri; hydra dan ubur-ubur dengan bertunas; bintang laut dan planaria dengan fragmentasi. Pada tumbuhan reproduksi aseksual dilakukan oleh tumbuhan rendah sampai tumbuhan tinggi; misalnya membentuk spora pada algae dan lumut; tunas, umbi, rizoma pada tumbuhan tinggi. Reproduksi seksual adalah perkembangbiakan makhluk hidup yang melibatkan sel kelamin gamet. Dengan demikian, yang dimaksud reproduksi seksual bukan hanya perkembangbiakan melalui perkawinan peleburan sel kelamin jantan dan betina saja, tetapi partenogenesis pun termasuk di dalamnya. Partenogenesis adalah reproduksi seksual dimana gamet betina ovum tumbuh menjadi embrio tanpa menyatu dengan gamet jantan sperma. Partenogenesis ini dijumpai pada lebah, semut, lalat buah, dan lain-lain. Konyugasi pun dimasukkan ahli ke dalam jenis reproduksi seksual. Selain reproduksi yang berlangsung secara alami, kita kenal pula ada reproduksi buatan, baik yang dilakukan secara in vivo maupun in vitro. Reproduksi buatan biasanya dilakukan oleh manusia untuk meningkatkan kesejahteraannya. Misalnya reproduksi buatan yang dilakukan pada tumbuhan dan hewan ternak. 1 Reproduksi Alami pada Hewan Hewan dapat melakukan reproduksi aseksual dan seksual. Reproduksi aseksual pada hewan sedikit terjadi jika dibandingkan dengan tumbuhan, dan hanya terbatas pada hewan tingkat rendah, yaitu dengan cara pembelahan sel, pertunasan “budding”, dan fragmentasi. Pembelahan Terjadi pada hewan bersel satu Protozoa, misalnya amoeba, paramaecium, dan euglena. Pertunasan budding Terjadi pada Hydra sp, ubur-ubur, dan lain-lain. Keturunan baru berkembang dari tunas yang tumbuh pada tubuh induk. Pada beberapa spesies, misalnya ubur-ubur dan Hydra sp, tunas akan lepas dan dapat hidup bebas. Pada koral, tunas tetap terikat pada tubuh induk dan menyebabkan terjadinya koloni. Fragmentasi Terjadi pada beberapa jenis cacing misalnya planaria, bintang laut, ular, dan lain-lain. Pada beberapa jenis cacing, setelah tubuh mencapai ukuran normal dewasa, secara spontan cacing tersebut terbagi-bagi menjadi delapan atau sembilan bagian. Setiap bagian akan berkembang menjadi cacing dewasa dan proses ini terulang kembali. Reproduksi seksual merupakan cara reproduksi pada hampir semua hewan mulai hewan tingkat rendah sampai hewan tingkat tinggi. Reproduksi seksual melibatkan kelenjar kelamin gonad untuk menghasilkan gamet jantan sperma dan gamet betina ovum atau sel telur. Pada umumnya reproduksi seksual terjadi melalui penyatuan sperma dan ovum saat berlangsungnya pembuahan fertilisasi, walaupun pada partenogenesis ovum dapat berkembang menjadi individu baru tanpa fertilisasi. Sperma memiliki bentuk dan ukuran yang jauh berbeda dengan ovum sehingga disebut heterogamet. 2 Reproduksi Alami pada Tumbuhan Tumbuhan juga melakukan reproduksi aseksual dan seksual, sama halnya dengan hewan. Bedanya, pada tumbuhan, semua tingkatan mulai dari tumbuhan tingkat rendah sampai tumbuhan tingkat tinggi mampu melakukan reproduksi aseksual maupun seksual. Pada tumbuhan, fertilisasi dan meiosis membagi kehidupan individu menjadi dua fase atau generasi, yaitu generasi gametofit mulai dengan spora yang dihasilkan saat meiosis. Spora ini haploid dan semua sel yang diturunkannya juga haploid. Diantara sel-sel yang dihasilkan generasi sporofit mulai dengan zigot yang diploid, semua sel yang berasal dari sini yang berkembang dengan cara mitosis juga diploid. Akhirnya sel-sel tertentu akan menjalani meiosis sehingga terbentuk spora-spora, pertanda dimulai kembali generasi gametofit. 3 Reproduksi Buatan Reproduksi buatan umumnya sengaja dilakukan oleh manusia untuk menunjang kesejaheraanya. Reproduksi buatan ini dapat dilakukan secara in vivo maupun in vitro. Reproduksi vegetatif buatan sangat banyak dilakukan manusia pada tumbuhan, misalnya memperbanyak tanaman dengan stek, cangkok, menyambung, menempel, dan lain-lain. Kesemua cara ini ditujukan agar tanaman berproduksi dalam waktu yang cepat dan kualitas baik. Pada hewan ternak, reproduksi buatan in vivo dilakukan dengan mempertemukan gamet jantan dan betina tetap dalam tubuh hewan betina, tetapi dengan metode kawin suntik. Pada proses ini, sperma dari hewan jantan yang kita inginkan ditransfer ke dalam saluran kelamin hewan betina yang sedang birahi dengan sejenis alat yang mempunyai jarum suntik, sehingga disebut kawin suntik. Pada reproduksi buatan in vitro yang sangat dikenal dengan bayi tabung pada manusia, reproduksi dilakukan dengan cara menyatukan gamet jantan dan gamet betina di luar tubuh hewan yang bersangkutan, yang biasanya digunakan cawan petri, karena itulah disebut in vitro yang secara harfiah artinya di dalam gelas cawan. Setelah terjadi pembuahan dalam cawan, embrio dibiarkan berkembang sampai stadium blastula, kemudian ditransfer ke dalam rongga uterus rahim ibu. Di dalam rahim itu embrio berkembang, berimplantasi, dan menjadi individu baru seperti pada kehamilan biasa. Teknik seperti ini sering disebut bayi tabung. Asal Mula Kehidupan Berikut in adalah beberapa teori tentang asal mula kehidupan di Bumi. Teori Cosmozoa, menyatakan bahawa makhluk hidup datang di Bumi dari bagian lain alam semesta ini. Teori ini berdasarkan dua asumsi bahwa, 1 benda hidup itu ada atau telah ada di suatu tempat dalam alam semesta ini dan 2 hidup itu dapat dipertahankan selama perjalanan antar benda angkasa ke Bumi. Teori Pfluger, menyatakan bahwa Bumi berassal dari suatu materi yang sangat panas, kemudian dari bahan itu mengandung karbon dan nitrogen terbentuk senyawa Cyanogen CN. Dari senyawa ini terbentuk zat protein pembentuk protoplasma yang akan menjadi makhluk hidup. Teori Moore, menyatakan bahwa dapat munncul dari kondisi yang cocok dari bahan anorgonik pada saat Bumi mengalami pendinginan melalui suatu proses yang kompleks dalam larutan yang labil. Bila keadaan kompleks ini tercapai akan muncullah hidup itu. Teori Allen, menyatakan pada saat keadaan fisis Bumi ini seperti keadaan sekarang, beberapa reaksi terjadi yaitu energi yang datang dari sinar Matahari diserap oleh zat besi yang lembab dan menimbulkan pengaturan atom dari materi-materi. Interaksi antara nitrogen, karbon, hidrogen, oksigen, dan sulfur dalam genangan air di muka Bumi akan mementuk zat-zat yang difus yang akhirnya membentuk protoplasma benda hidup. Teori Transendental, teori ini menyatakan bahwa makhluk hidup itu diciptakan oleh Super Nature atau Tuhan Yang Mahakuasa di luar jangkauan sains. Jasin, 1997120-121. Proses Evolusi Kehidupan Perubahan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks dan bervariasi terjadi karena DNA mengalami perubahan kode genetik mutasi. Kode genetik yang paling sesuai dengan keadaan lingkungan akan mendapatkan peluang ang lebih besar untuk berkembang. Organisme yang dapat bertahan hidup di lingkungan tertentu disebut dengan adaptasi. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya dapat mengembangkan populasinya, sedangkan yang tidak mampu beraptasi akan punah. Inilah yang disebut dengan seleksi alam natural selection. Keanekaragaman Makhluk Hidup Penyebab Keanekaragaman Makhluk Hidup Menurut ahli, keanekaragaman makhluk hidup terbentuk dari proses evolusi. Saat Bumi terbentuk terjadi proses evolusi kimiawi. Proses kimiawi mengubah molekul-molekul organik yang lebih besar, yang kemudian memunculkan sel pertama. Setelah waktu yang cukup lama dalam sejarah evolusi, dari sel pertama ini kemudian memunculkan organisme multiseluler pada awal era Paleozoikum. Proses evolusi ini terus berlanjut seiring dengan perubahan iklim dan pergeseran benua. Pada akhirnya sebagai hasil proses evolusi, bermunculanlah beraneka ragam makhluk hidup. Klasifikasi Makhluk Hidup Langkah pertama yang dilakukan untuk menngetahui ciri-ciri morfologi, anatomi, fisiologi, perilaku atau ciri-ciri lain dari makhluk hidup adalah identifikasi. Identifikasi yaitu menentukan nama ilmiah dan kelompok makhluk hidup sesuai dengan Kode Tatanama Internasional. Identifikasi merupakan langkah utama klasifikasi. Dengan klasifikasi keanekaragaman hayati makhluk hidup dapat dipelajari dan dipahami dengan lebih mudah atau utuh. Klasifikasi makhluk hidup dapat dilakukan dengan tiga cara, yaitu system buatan artifisial, sistem alamiah, dan sistem filogenetik. Sistem buatan adalah pengelompokan makhluk hidup yang lebih banyak didasarkan pada ciri-ciri morfologi atau habitatnya, tetapi penggunaan ciri-ciri alami masih terbatas, sehingga kelompok-kelompok yang dihasilkan juga terbatas. Contoh 1 Klasifikasi oleh Aristoteles yang mengelompokkan tumbuhan berdasarkan habitat dan perawakannya menjadi 4 kelompok, yaitu; gulma atau liana, semak, perdu, dan pohon. 2 Klasifikasi oleh Carolus Linnaeus yang mengelompokkan tumbuhan menurut jumlah benang sari, yaitu monandrie 1 benang sari, diandrie 2 benang sari dan seterusnya. Persebaran dan Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup Persebaran Makhluk Hidup Biogeografi adalah ilmu yang mempelajari tentang persebaran organisme di muka bumi. Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan, spesies-spesies berasal dari suatu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut kemudian mengadakan diferensiasi menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadp daerah yang ditempatinya. Persebaran organisme di bumi dipengaruhi oleh faktor lingkungan, sejarah geologi, dan penghambat fisik. Faktor Lingkungan Dua faktor lingkunganutama yang berpengaruh terhadp persebaran makhluk hidup adalah faktor abiotik daratan, perairan, dan lintang geografis dan biotik tumbuhan, hewan dan jasad renik mikroorganisme. Faktor Sejarah Geologi Saat dunia masih bersatu dalam bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta tahun lalu, suatu spesies berada dalam pada daerah dan bentuk yang sama. Kemudian seiring berjalannya waktu benua-benua mulai memisahkan diri. Spesies-spesies yang awalnya hidup dalam daratan yang sama kemudian terpisah. Spesies yang terpisah tersebut masing-masing mendapatkan lingkungan yang berbeda. Spesies yang terpisah tersebut mulai beradaptasi dan mengubah bentuk dan fungsi tubuhnya sesuai dengan keadaan lingkungannya. Dengan demikian karena perubahan bentuk dan fungsi tubuhnya maka terbentuklah subspesies. Faktor Penghambat Fisik Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier isolasi geografi seperti daratan land barrier, perairan water barrier, dan penggentingan daratan isthmus. Contohnya adalah gunung yang tinggi, padang pasir, sungai atau lautan membatasi penyebaran dan kompetisi dari suatu spesies. Contoh kasusnya adalah terjadinya subspesies burung finch di kepulauan Galapagos akibat isolasi geografis. Di kepulauan tersebut, Charles Darwin menemukan 14 spesies burung finch yang diduga berasal dari satu jenis burung finch dari Amerika Selatan. Perbedaan burung finch tersebut akibat keadaan lingkungan yang berbeda. Perbedaannya terletak pada ukuran dan bentuk paruhnya. Perbedaan ini ada hubungannya dengan jenis makanan. Persebaran Tumbuhan dan Hewan Garis lintang bumi lattude menunjukkan terdapatnya 4 wilayah iklim di bumi, yaitu tropis, subtropis, dingin, dan kutub. Perbedaan iklim tersebut, selain jenis tanahnya akan memberikan perbedaan jenis tumbuhan yang hidup di sana karena faktor adaptasi dengan lingkungan. Dengan ketinggian lahan dari permukaan laut sampai ke puncak gunung yang paling tinggi altitude juga menunjukkan perbedaan iklim yang mirip, yang menyebabkan pada dataran rendah sampai ke dataran tinggi didiami oleh tumbuhan yang berbeda-beda. Pada persebaran hewan lebih ditentukan oleh letak/wilayah geografis zoogeografis. Di bumi, daerah persebaran hewan zoogeografi dibedakan menjadi enam lokasi berdasarkan persamaan fauna, yaitu 1 Palearktik palearctic yang meliputi Asia sebelah utara Himalaya, Eropa dan Afrika, dan Gurun Sahara sebelah Utara, 2 Nearktik nearctic yaitu Amerika Utara, 3 Neotropis neotropical yaitu Amerika Selatan bagian tengah, 4 Oriental meliputi Asia dan Himalaya bagian Selatan; 5 Etiopia ethiopian yaitu Afrika, dan 6 Australia australian meliputi Australia dan pulau-pulau sekitarnya. Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup Menurut suatu teori, organisme sekarang adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Evolusi kehidupan adalah suatu perubahan kehidupan menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui suatu proses yang perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu ratusan sampai jutaan tahun. Teori tersebut menyebutkan bahwa organisme yang mula-mula ada di dunia berupa organisme bersel tunggal dan organisme ini berasal dari agregasi molekul-molekul yang ada. Bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal itu tersebut menjadi makhluk hidup bersel banyak? Salah satu dugaan ini adalah yaitu Biosfer suatu dunia kehidupan di Bumi kita ini komponennya menjadi suatu subsistem. Maka sebagai suatu subsistem organisme itu dibentuk oleh materi dan energy yang tersedia dalam biosfer pula. Karena dalam biosfer berlaku hukum Termodinamika I dan II, maka organisme itu akan mengalami perlakuan hukum tersebut. Hukum Termodinamika I Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap yang berubah hanya bentuknya. Contohnya Energi listrik berubah menjadi energi mekanik, energi mekanis berubah menjadi energi panas. Hukum Termodinamika II Bila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian kearah yang paling tidak teratur. Berkaitan dengan hukum I dan II tersebut, organisme akan menjadi suatu jalur arus energi. Dalam tubuh organisme, energi akan mengalami sebagai suatu sistem. Kalau dibiarkan begitu saja maka organisme akan cendrung kea rah kerusakan yang paling parah. Sebaliknya, organisme sebagai suatu sistem akan mempertahankan diri dari perlakuan hukum tersebut. Organisme dapat mempertahankan diri dengan adanya kemampuan pelestarian diri, sedangkan kemampuan ini adalah bagian dari proses evolusi. Perkembangan lain, yaitu adanya suatu kerjasama antara organisme, sehingga akan membentuk kalori. Dengan alas an yang sama pula terjadi gejala perkembangan menuju kearah pembentukan organisme bersel banyak. Kemudian berkembanglah apa yang dinamakan organisme bersel banyak seperti halnya organisme uniselluler, organisme multiselluler ini berkembang menjadi beraneka ragam organisasi lainnya. Kepustakaan Jasin, Maskoeri. 1997. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta RajaGrafindo. Purnama, Hari. 2003. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta Rineka Cipta.
Sebelumnyaadmin sudah mengirimkan makalah Ilmu Alamiah Dasar tentang Keanekaragam Makhluk Hidup dan Persebarannya dalam bentuk word non file. PPT Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya Dan di bawah ini makalahnya dalam bentuk file Ms. Word. Terima Kasih Diposting oleh Unknown di 20.17. Kirimkan Ini lewat Email BlogThis!
Download Free DOCXDownload Free PDFKeanekaragaman Mahkluk Hidup dan PersebarannyaKeanekaragaman Mahkluk Hidup dan PersebarannyaKeanekaragaman Mahkluk Hidup dan PersebarannyaKeanekaragaman Mahkluk Hidup dan PersebarannyaPande SatyariniPapers Ilmu Alamiah Dasar Semester2Related PapersModul pembelajaran Biologi SMA Kelas xOnto HuberView PDFBIOSFER DAN KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUPNur AfifahView PDFKisi – kisi UAS BiologiGalant AjiView PDFMAKALAH-IAD-BAB-III-IIIRangga AnggaraView PDF" MAKHLUK HIDUP DAN LINGKUNGANNYA " Ilmu Pengetahuan Alamaya nuragustinaView PDFPanduan Pembelajaran Biologi XFekysan Alya TamaView PDFDiktat Pembelajaran IPA SMK Kelas X Kurikulum KTSP STANDAR KOMPETENSI 1 Memahami Gejala-gejala Alam melalui Pengamatan KOMPETENSI DASAR Mengidentifikasi Objek secara Terencana dan Sistematis untuk memperoleh Informasi Gejala Alam Biotikwieduri yuliantiView PDFSilabus Biologi SMA versitiara ameliacontoh silabusView PDFSilabus Biologi RahmahdiniSilabus Biologi revisi 2016View PDFBse-kelas 10 sma biologi ari sulistyoriniSalsabila AmirView PDF KeanekaragamanMakhluk Hidup dan Persebarannya KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang tepat pada waktunya yang berjudul "KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DAN PERSEBARANNYA" KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan beribu nikmat sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Keanekaragaman Makhluk Hidup dan Persebarannya” tepat pada waktunya. Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu Alamiah Dasar, makalah ini berisi tentang Ucapan terima kasih Kami sampaikan kepada semua pihak yang telah membantu Kami dalam menyusun makalah ini, sehingga Kami bisa menyelesaikan makalah ini dengan semaksimal mungkin. Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini, dengan adanya kekurangan tersebut Kami senantiasa bersedia menerima dengan lapang dada semua kritik dan saran yang bersifat membangun. Semoga makalah ini bermanfaat bagi mereka yang membaca. Aamiin. Cirebon, April 2017 BAB 1 Pendahuluan Latar Belakang Makhluk hidup di dunia ini sangatlah beragam jenisnya, baik itu tumbuhan maupun hewan. Di lingkungan sekitar, kita dapat menemui berbagai jenis makluk hidup, seperti berbagai jenis hewan misalnya ayam, semut, sapi, dan sebagainya, berbagai jenis tumbuhan misalnya jeruk, mangga, pisang, dan tumbuhan lainnya yang ada disekitar kita. Masing-masing makhluk hidup memiliki ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk hidup yang disebut dengan keanekaragaman hayati. Dari berbagai makhluk hidup yang banyak jenisnya, para peneliti mengklasifikan makhluk hidup ini. Adanya klasifikasi makhluk hidup ini dikarenakan adanya persamaan dan perbedaan ciri-ciri morfologi, anantomi, dan tingkah laku. Kegiatan pengklasifikasian makhluk hidup dilakukan bertujuan untuk mempermudah manusia dalam mengenal berbagai jenis hewan dan tumbuhan, juga mempermudah untuk memberikan penamaan terhadap suatu individu. Keanekaragam meliputi variasi bentuk, ukuran, warna, dan sifat-sifat dari makhluk hidup. Salah satu penyebab terjadinya keanekaragaman makhluk hidup yaitu oleh adanya mekanisme evolusi. Makhluk hidup dari waktu ke waktu terus berkembang dan tersebar dimana-mana. Sebagai sesama makhluk hidup kita perlu mengetahui apa dan bagaimana keanekaragaman makhluk hidup yang ada di sekitar, karena itu perlu adanya pembahasan masalah keanekaragam makhluk hidup dan persebarannya untuk menyebarluaskan pengetahuan tentang keanekaragam makhluk hidup yang ada. Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah dipaparkan, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut 1. Apa yang dimaksud keanekaragaman makhluk hidup? 2. Bagaimana ciri-ciri dari makhluk hidup? 3. Bagaimana pengklasifikasian makhluk hidup? 4. Bagaimana persebaran dan sejarah dari perkembangan makhluk hidup? Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah tersebut dapat disimpulkan tujuan dari makalah ini adalah 1. Untuk mengetahui keanekaragaman makhluk hidup. 2. Untuk mengetahui ciri-ciri dari makhluk hidup. 3. Untuk mengetahui pengklasifikasian makhluk hidup. 4. Untuk mengetahui persebaran dan sejarah dari perkembangan makhluk hidup. Manfaat Penulisan Manfaat dari adanya makalah ini yaitu 1. Untuk menambah wawasan tentang keanekaragam makhluk hidup dan persebarannya. 2. Dapat menjelaskan tentang keanekaragaman makhluk hidup dimulai dari pengertian makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup sampai sejarah dari perkembangan makhluk hidup itu sendiri. BAB 2 Pembahasan Pengertian Makhluk Hidup Makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat mempertahankan dirinya dari berbagai perubahan lingkungan dan dapat berkembangbiak untuk melestarikan jenisnya. Dalam dunia biologi yang termasuk ke dalam golongan makhluk hidup adalah mikroorganisme seperti bakteri, tumbuhan, hewan, dan manusia. Berikut adalah pengertian makhluk hidup menurut para ahli 1. Helena Curtis Pengertian Makhluk Hidup menurut Helena Curtis 1975 adalah sesuatu yang bisa memanfaatkan energi dari lingkungannya dan merubahnya dari satu bentuk energi ke bentuk energi yang lain, dapat beradaptasi dengan lingkungannya, bisa merespon bila ada rangsangan, bersifat homeostatis, kompleks dan terorganisir dengan baik, dapat bereproduksi atau berkembang biak serta dapat tumbuh dan berkembang. 2. Kimball Pengertian makhluk hidup menurut Kimball 1983 adalah sesuatu yang memiliki lima cirri, yaitu dapat berevolusi, responsif, dapat bereproduksi, dapat melakukan metabolism, dan bersifat rumit. 3. Dwijoseputro Pengertian makhluk hidup menurut Dwijoseputro 1998 adalah adalah sesuatu yang dapat melakukan metabolisme, dapat melakukan gerak, dapat tumbuh, dapat bereproduksi, dan responsif. Menurut New Mexico Tech, semua makhluk hidup menampilkan tujuh karakteristik kehidupan, yaitu terdiri dari sel-sel, secara kompleks terorganisir, mengambil energi dan menggunakannya tidak hanya untuk merespon lingkungan, tetapi juga untuk tumbuh dan mempertahankan dirinya, memiliki kemampuan untuk mereproduksi, dan memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan lingkungan. Asal Mula Kehidupan Berbagai Pendapat tentang Asal Mula Kehidupan Sebelum abad ke-17, para ahli menganggap bahwa makhluk hidup terjadi dengan sendirinya dari makhluk tak hidup. Anggapan ini disebut teori generatio spontanea atau abiogenesis. Pendapat ini begitu ekstrem, misalnya kecebong berasal dari lumpur, ulat berasal dari bangkai, bahkan gandum dapat menjadi tikus hanya dalam waktu satu malam. Dengan terjadinya renaissance, mulailah timbul paham baru Francesco Redi 1626-1697, ahli biologi dari Italia, dapat membuktikan bahwa ulat pada bangkai berasal dari telur lalat, yang meletakkan telurnya dengan sengaja. Dari berbagai percobaan yang dilakukan selalu mendapatkan peristiwa yang serupa. Ia mengemukakan pendapat bahwa kehidupan berasal dari telur atau comne vivum ex ovo. Lazzaro Spallanzani 1729-1799, juga ahli Biologi dari Italia, dengan eksperimen terhadap kaldu dapat membusukkan kaldu itu. Apabila kaldu ditutup rapat setelah mendidih maka tak terjadi pembusukan. Ia mengambil kesimpulan, bahwa untuk adanya telur harus ada jasad hidup atau Omne ovum ex vivum. Louis Pasteur 1822-1895, sarjana Prancis, melanjutkan teori Spallanzani, dengan eksperimen berbagai jasad renik. Ia mendukungnya, meskipun banyak yang menentang. Kemudian, menarik kesimpulan bahwa harus ada kehidupan sebelumnya agar tumbuh kehidupan baru atau omne vivum ex vivum. Timbullah teori biogenesis, sedangkan teori abiogenesis rupa-rupanya telah terkalahkan. Akan tetapi asal mula kehidupan masih menjadi bahan pemikiran para ilmuan. Hampir semua para ahli biologi sependapat bahwa sal mula kehidupan terjadi di bumi ini, tidak di luar bumi. Mereka menemukan makhluk hidup bersel satu sebagai asal mula kehidupan. Kemudian terjadi evolusi organik menjadi organisme bersel banyak, Porifera-Coelentera-Vermes-Echinoderma-Mollusca Arthropoda Vertebrata, dan Manusia paling akhir. Oparin 1938, Sarjana Rusia, mengemukakan hipotesis bahwa ada makhluk peralihan dari makhluk tak hidup ke makhluk hidup. Hipotesis ini berdasarkan penelitian ahli lain di bidang Ilmu Kimia. Kita telah mengetahui bahwa tubuh organisme 99% terdiri dari senyawa Karbon, Hidrogen, Oksigen dan Nitrogen. Seorang ahli kimia Harold Urey 1893 di Amerika Serikat, mengemukakan pendapat bahwa atmosfer bumi suatu waktu pernah mengandung banyak CH4 Metana, NH3 Amonia, H2 Hidrogen, dan H2o Air dalam bentuk gas. Zat tersebut sangat mungkin bergabung membentuk ikatan organik, dimana kehidupan biasanya berlangsung. Pendapat ini, kemudian terkenal dengan teori Urey. Seorang murid Urey, bernama Stanley Miller 1953 berhasil membuat model alat laboratorium yang sederhana untuk membuktikan teori Urey. Ia masukkan gas tersebut ke dalam alat itu, kemudian dibuat loncatan listrik bertegangan tinggi. Hasilnya sungguh menakjubkan, setelah dianalisis ternyata diperoleh zat organik berupa gula, purin, pyrimidin, asam amino, dan senyawa lainnya. Zat itu merupakan komponen ikatan DNA deoxyribo nucleic acid dan RNA ribose nucleic acid, yaitu protein inti, yang biasanya membentuk virus. Eksperimen tersebut mengingetkan kita bahwa sinar matahari menyebabkan terjadinya muatan listrik di atmosfer. Apabila muatan listrik besar akan menimbulkan loncatan listrik, yang kita namakan petir, baik besar maupun kecil. Karena di alam bebas dapat terjadi senyawa kimia, seperti dalam eksperimen Stanley Miller dan tentunya juga menyokong teori Urey. Peristiwa petir terjadi jutaan kali setiap hari. Tentunya ikatan-ikatan kimia organik tersebar di seluruh pelosok muka bumi. Para ahli kimia sepakat bahwa di alam selalu terdapat kecenderungan penggabungan berbagai senyawa sehingga makin kompleks struktur molekulnya. Weisz 1961 melanjutkan hipotesis Oparin, disertai bekal teori Urey yang telah diuji kebenarannya o;eh Miller. Menurut Weisz, penggabungan senyawa kimia itu terus bergabung menjadi molekul-molekul yang lebih besar dan kompleks. Salah satu ikatan yang banyak itu terbentuk asam nuklein, yang terdiri dari gula-fosfat-purin-pyrimidin-asam amino. Rantai ini cenderung untuk mengikat mata rantai dari sekitarnya sehingga terjadilah rantai dobel yang setangkup. Kemudian rantai yang satu melepaskan diri dari yang pertama dalam bentuk duplikat. Mulai dari sinilah, barangkali, jadi loncatan tingkah laku kimiawi dari sifat tak hidup. Pada waktu rantai tadi mengikat materi yang sama, bolehlah kita namakan reproduksi yang pertama, bila ia sebagai pemula kehidupan di bumi. Selanjutnya, terjadilah persaingan, maka rantai serupa itu perlu bergabung satu sama lain, membentuk rantai yang lebih panjang lagi. Apa hipotesis ini dapat bertahan maka terjawablah salah satu missing link terbesar dalam evolusi organik. a. Virus Apabila rantai senyawa gula-fosfat-purin-pyrimidin-asam amino itu makin panjang dan kompleks maka akan terbentuk DNA dan selanjutnya terbentuk virus. Penumu virus sejalan dengan ditemukannya mikroskop elektron oleh Knoll dan Ruska Jerman, 1932. Mikroskop biasa yang menggunakan cahaya tak dapat dipakai untuk melihat virus, karena ukurannya sangat halus, kira-kira 10 sampai 30 milimikro. Berbagai jenis virus telah ditemukan. Bentuknya bermacam-macam, ada yang bulat, lonjong, seperti kubus atau batang. Sifatnya aneh, dapat dikristalkan sebagai zat kimia biasa, dapat pula ditanam dalam tumbuhan atau hewan, dan bertambah banyak. Mengenai pertambahan banyaknya, terdapat dua pendapat, yaitu 1 Virus melakukan reproduksi sebagaimana halnya makhluk hidup lain. 2 Virus tak dapat memperbanyak diri, melainkan organisme tempat virus itu berada yang membentuk duplikat virus tersebut. Dalam pengamatan, jelas virus itu menjadi lebih banyak. Sedangkan sebagaimana caranya belum diketahui dengan pasti. Percobaan untuk menumbuhkan virus dalam substrat buatan selalu gagal. Timbul dalam pikiran kita, kalau demikian virus merupakan makhluk transisi antara makhluk tak hidup ke makhluk hidup. Akan tetapi, terlalu cepat untuk berpendapat demikian. Beberapa jenis virus menyebabkan berbagai penyakit, misalnya mozaik pada tembakau, tomat, mentimun, waluh, jipang, dan lain-lain. Pada manusia,misalnya campak, cacar, cacar air, influenza, polio, kutil, demam kuning, hepatitis dan lain-lain. Pada hewan, misalnya, anthrax, rabies, psitakosis, pes sapi, dan lain-lain. b. Bacteriophag Adanya suatu zat hidup yang menyelinap ke dalam substansi serupa virus, yang kemudian menyebabkan kehidupan, selalu menjadi persoalan yang tak pernah habis. Akan tetapi, kenyataan adanya kehidupan tak terbantah. Tingkat yang lebih tinggi derajatnya daripada virus adalah bacteriphag. Ia sudah boleh dianggap hidup sesungguhnya. Tidak dapat hidup dalam substat buatan. Tubuhnya terdiri dari rantai DNA yang dikelilingi protein. Dapat bereproduksi, hidupnya sebagai parasit yang menyerang bakteri dengan jalan membor tubuh bakteri. Ia berbuat demikian karena ukurannya jauh lebih kecil daripada bakteri, dan sedikit lebih besar daripada virus. Bentuknya seperti kendi dengan ukuran 30-20 milimikro. c. Rickettsia Taraf makhluk hidup yang lebih tinggi dari bacteriophag adalah rickettsia. Ia sudah mempunyai RNA Ribose Nucleic Acid, yaitu asam inti yang biasanya berada di luar inti sel pada organisme bertaraf tinggi. Ukurannya 0,3-0,5 mikron, sedemikian kecilnya sehingga tidak dapat disaring. Ia tak dapat berkemabang biak dalam medium yang tak hidup. Oleh karena itu, rickettsia masih memiliki sifat virus. Telah ditemukan rickettsia penyebab demam, cacar dan tifus. d. Bakteria Bakteria merupakan mikroba yang sangat beragam dalam hal bentuk dan perilakunya. Ia digolongkan kepada tumbuhan karena berdinding tubuh yang tebal. Ukurannya 0,5-70 mikron, tergantung pada macam bakteria. Meskipun bakteria tidak memiliki inti sel, tetapi DNA dan RNA ada dalam tubuhnya. Ia dapat dibiakan dalam medium buatan. Bakteria sering digolongkan ke dalam ragi atau jamur, karena tidak memiliki hijau daun sehingga tidak dapat berfotosintesis. Jadi, kehidupannya tergantung kepada bahan organik yang sudah mati saprofitis atau menjadi parasit pada makhluk hidup lain. Pada umumnya, bakteria hidup subur pada suhu 20-35°C. Ada pula bakteria yang bertahan pada suhu 80°C, misalnya di sumber air panas vulkanik. Hampir semua proses pembusukan merupakan fenomena pembiakan. Dalam proses pembusukan, semua bahan organik hancur menjadi bahan organik hancur menjadi bahan anorganik. Oleh karena itu, bakteria disebut pula mikroba pengurai. e. Protozoa Protozoa sering pula disebut hewan bersel, karena dinding tubuhnya sangat tipis dan berperilaku seperti hewan, dalam arti mobilitas dan cara makannya. Ukuran tubuhnya 20-100 mikron; memiliki inti sel yang masif dan tubuh kental yang dinamakan protoplasma. Protozoa ada yang hidup bebas di alam ada pula yang menjadi parasit. Ia dapat berbiak dengan cara membelah diri. f. Sel Nama sel, pertama kalio dipakai oleh Robert Hook 1655 penemu mikrosop. Ia melihat ruang-ruang kecil ketika memeriksa irisan gabus sumbat botol. Sebuah ruang kososng yang hanya tampak dindingnya. Para peneliti setelahnya melihat bahwa dalam sel terdapat cairan sebagai lendir yang disebut protoplasma. Inilah bagian hidup. Pada irisan tubuh hewan tidak terdapat ruangan seperti itu. Akan tetapi, untuk menghormati penemunya maka terhadap satuan protoplasma yang hidup tetap disebut sel. Setiap sel pada umumnya terdiri dari dua bagian pokok, yaitu 1 Inti sel nukleus tampak lebih masif. Di dalamnya terdapat serebut-serebut halus yang berfungsi sebagai penerus keturunan, untuk mempertahankan jenisnya, yang disebut kromosom. Tiap jenis organisme mempunyai jumlah kromosom yang tetap, misalnya manusia 46 atau23 pasang, kera rhesus 21 pasang, kucing 19 pasang, sapi 30 pasang, kuda 33 pasang, anjing 39 pasang, gandum 21 pasang, tomat 12 pasang, jagung 10 pasang, bawang 8 pasang dan lain-lain. Dalam kromosom terdapat titik-titk pembawa sifat keturunan yang sangat banyak dan disebut gen. Dari segi ilmu kimia, titik gen terdiri dari DNA. Pada lalat buah, dalam 4 pasang kromosom, telah ditemukan ±500 gen, pada manusia kira-kira gen. Setiap cetak biru untuk suatu bangunan. Gen itulah yang bertanggung jawab terhadap sifat kelestarian. Sifat yang tercatat dalam kromosom disebut genotipe. Dalam pelaksanaan pertumbuhan dipengaruhi oleh keadaan sekitar, sehingga sifat sering berbeda dengan peta kromosom. Sifat inilah yang kita dapat amati di alam dan disebut fenotipe. 2 Protoplasma sel atau sitoplasma adalah yang mengelilingi inti sel. Bagian ini bertanggung jawab terhadap peristiwa aktivitas hidup sehari-hari, misalnya metabolisme, makan, bernapas, peredaran darah, bergerak dan lain-lain. g. Reproduksi dan Perkembangan Pada organisme bersel tunggal, segala kehidupan berlangsung dalam satu sel tersebut. Bereproduksi dengan jalan membelah diri menjadi dua. Mula-mula yang membelah adalah inti serta kromosomnya, baru diikuti oleh sitoplasmanya. Dari satu individu, lalu menjadi empat, delapan, dan seterunya. Dari pembelahan ke pembelahan berikutnya hanya berlangsung antara 20-60 menit. Sementara lahir sel-sel baru, maka satu demi satu kehilangan kemampuan untuk hidup. Pada organisme bersel satu banyak, banyaknya sel sangat bervariasi, bilangan ratusan hingga miliaran, tergantung kepada jenisnya. Mereka pada umumnya dapat didiferensiasi dalam bagian-bagian tubuh dan fungsinya. Tiap bagian tubuh mempunyai fungsi tersendiri, tetapi tetap dalam kesatuan harmonis individu, semuanya dalam satu kontrol. Apabila karena sesuatu hal salah satu bagian tidak berfungsi sebagaimana mestinya akan berakibat buruk untuk bagian lain dalam individu itu. Mereka mempunyai bagian khusus untuk melaksanakan reproduksi. Bagian ini disebut alat kelamin, yaitu alat kelamin jantan dan betina. Kedua alat itu mungkin dimiliki oleh satu individu, yang disebut hermafroditisme. Apabila individu hanya memiliki alat kelamin jantan atau betina saja, disebut sifat gonochorisme. Alat kelamin jantan menghasilkan sel kelamin jantan spermatozoa = sel mani, alat kelamin betina menghasilkan sel kelamin betina ovum = telur. Sel mani dan telur masing-masing mempunyai inti dengan kromosom sel tubuh. Contoh, pada manusia sel mani dan sel tubuh mempunyai 46 kromosom. Untuk melanjutkan keturunannya, suatu individu perlu mempertemukan sel mani dengan sel telur. Penggabungan ini disebut pembuahan conseptio. Dari dua sel melebur menjadi satu sel zigot, dengan jumlah kromosom seperti induknya. Terleburlah sifat dari jantan dan dari betina di mana tiap kromosom mencari pasangan masing-masing. Sel zigot ini membelah diri sebagaimana halnya individu bersel tunggal. Akan tetapi, semua sel melekat satu dengan yang lain merupakan awal perkembangan individu. Setiap fase pertumbuhan mengikuti pola tertentu sampai selesai proses diferensiasi. Pertumbuhan dilanjutkan dengan masa kecil, masa muda dan masa dewasa untuk bereproduksi dan menghasilkan keturunan. Setelah itu tugas alamiah selesai bagi sesuatu individu. Perkembangan individu yang berbeda dengan uraian di atas, adalah fenomena partenogenesis, yaitu sel telur yang tidak mengalami pertumbuhan berkembang menjadi individu dewasa. Contohnya, pada lebah madu, hewan betina yang biasa disebut ratu, bertelur banyak dengan tiga kelompok telur, yaitu 1 Telur yang berisi zigot, kemudian berkembang menjadi individu jantan. 2 Telur yang berisi zigot, kemudian berkembang menjadi individu betina tulen dan dapat menjadi ratu baru. 3 Telur yang hanya berisi sel kelamin betina, tetapi dapat berkembang menjadi individu betina palsu, alat kelaminnya berubah menjadi alat penyangat beracun. h. Ekologi Ekologi mempelajari interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Suatu sistem di mana terdapat keseimbangan ekologis, dinamakan ekologis, dinamakan ekosistem. Contoh ekosistem adalah kolam, danau, hutan, padang rumput, akuarium yang baik, dan sebagainya. Di bumi ini, tak semua tempat layak untuk kehidupan manusia, tidak semua baik untuk kehidupan suatu makhluk hidup. Dalam ekologi terdapat komponen abiotik dan biotik. 1 Komponen abiotik, misalnya tanah, udara, air, cahaya, dan suhu semuanya berpengaruh terhadap makhluk hidup dan saling memengaruhi di antara komponen abiotik itu sendiri. 2 Komponen biotik adalah semua makhluk hidup yang ada di kawasan nonbiotik, yaitu a Produsen, kelompok makhluk hidup yang dapat menghasilkan zat organik dari zat anorganik dengan jalan fotosintesis. b Konsumen, kelompok makhluk hidup yang makan zat organik yang telah dibentuk oleh produsen. c Pengurai, adalah makhluk hidup yang menguraikan organisme mati menjadi zat anorganik. Kelompok ini biasanya bakteri dan berbagai jamur. d Rantai makanan, adalah proses makanan yang dimakan. Contoh jagung-tikus-ular-burung-manusia-bakteri-zat anorganik-dan seterusnya. Sejarah Perkembangan Makhluk Hidup Menurut suatu teori, organisme yang beraneka ragam saat ini adalah hasil dari proses evolusi kehidupan. Yang dimaksud dengan evolusi kehidupan yaitu suatu perubahan kehidupan, menjadi bentuk kehidupan yaitu suatu perubahan kehidupan, menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui suatu proses yang perlahan-lahan dan mungkin memakan waktu ribuan bahkan jutaan tahun. Teori tersebut menyatakan bahwa organisme yang mula-mula ada di dunia berupa organisme bersel tunggal, dan organisme ini bersel dari agregasi molekul-molekul yang ada. Yang menjadi persoalan kemudian adalah bagaimana mekanisme dasar sehingga organisme bersel tunggal tersebut sekarang berkembang menjadi organisme bersel banyak. Salah satu dugaan menyatakan bahwa biosfer, yaitu suatu dunia kehidupan di bumi kita ini merupakan sebuah sistem, sedangkan organisme yang merupakan komponennya menjadi suatu subsistem. Sebagai suatu subsistem organisme itu dibentuk oleh materi dan energi yang tersedia dalam biosfer. Karena dalam biosfer berlaku hukum Termodinamika I dan II maka organisme itu akan mengalami perlakuan hukum tersebut. a. Hukum Termodinamika I Di dalam biosfer tak ada energi yang hilang, jumlah energi itu tetap, yang berubah hanya bentuknya. Contohnya energi listrik berubah menjadi energi mekanik berubah menjadi energi panas. b. Hukum Termodinamika II Apabila suatu sistem dibiarkan berdiri sendiri, maka sistem tersebut cenderung untuk mengalami penguraian ke arah yang paling tidak teratur. Bertalian dengan hukum Termodinamika I dan II tersebut, organisme akan menjadi suatu jalur arus energi. Dalam tubuh organisme, energi akan mengalami perubahan bentuk dari satu macam bentuk ke bentuk lain. Dan selanjutnya, sebagai suatu sistem kalau dibiarkan begitu saja maka organisme akan cenderung ke arah kerusakan yang paling parah. Akan tetapi, sebaliknya organisme sebagai suatu sistem akan mempertahankan diri dari perlakuan hukum tersebut. Organisme dapat mempertahankan diri dengan adanya kemampuan pelestarian diri atau self perpetuation. Dan kemampuan ini adalah bagian dari proses evolusi. Perkembangan yang lain, yaitu adanya suatu kerja sama antara organisme sehingga akan membentuk koloni. Dengan alasan yang sam pula terjadilah gejala perkembangan menuju ke arah pembentukan organisme bersel banyak. Hal ini ditambah pula dengan keharusan beradaptasi terhadap lingkungannya. Kemudian berkembanglah apa yang dinamakan organisme bersel banyak yang seperti halnya organisme multiseluler, organisme multiseluler ini berkembang menjadi beraneka ragam organisme lainnya. Perbedaan Makhluk Hidup dengan Benda Mati a. Makhluk Hidup Makhluk hidup merupakan suatu subtansi zat yang dapat menjadi proses kehidupan. Yang dimaksud dengan proses kehidupan atau ciri-ciri makhluk hidup anatara lain 1 Bergerak Makhluk hidup dapat bergerak, baik berpindah tempat maupun pergerakan diri bagian-bagian tubuhnya. Sebagai contoh, kuda dapat berlari, burung dapat terbang, sedangkan ikan dapat berenang. Akan tetapi, gerakan yang terdapat pada tumbuh-tumbuhan sangat terbatas, misalnya gerkan menutup daun Mimosa pudica atau putri malu ketika tersentuh kalau tersinggung, gerakan membuka dan menutupnya stomata, gerakan rotasi dan sirkulasi plasma sel. 2 Metabolisme Makhluk hidup melakukan metabolisme yang meliputi a Nutrisi, yaitu pengambilan zat-zat makanan dan sumber energi lain dari lingkungannya. b Respirasi, yaitu menguraikan zat-zat nutrisi sehingga memperoleh energi. c Sintesis, yaitu pembuatan zat-zat baru yang penting bagi kelangsungan hidup. d Ekskresi, yaitu pengeluaran zat-zat yang sudah tidak diperlukan oleh tubuh. 3 Mempertahankan jenisnya/hidupnya Makhluk hidup selalu berusaha untuk mempertahankan jenisnya agar tidak punah dari bumi, usaha tersebut meliputi a Regulasi, yaitu fungsi mengatur keserasian proses yang berlangsung di dalam tubuh makhluk hidup. b Reproduksi, yaitu kegiatan untuk tumbuh dari muda menjadi dewasa selanjutnya menjadi tua, dan sedikit menjadi banyak. c Adaptasi, yaitu usaha menyesuaikan diri terhadap lingkungan dengan tujuan selalu dapat mengikuti perubahan yang terjadi di lingkungan hidupnya. d Evolusi, yaitu suatu perubahan kehidupan menjadi bentuk kehidupan lainnya melalui proses yang memakan waktu yang sangat panjang. 4 Tanggap terhadap rangsang Makhluk hidup merupakan substansi yang tidak menjalankan proses kehidupan. Ciri-ciri benda mati tentunya berlawanan dengan ciri-ciri makhluk hidup seperti yang telah dikemukakan di atas. Jadi, ciri-ciri benda mati antara lain b. Benda Mati Benda mati merupakan substansi yang tidak menjalankan proses kehidupan. Ciri-ciri makhluk hidup seperti yang telah dikemukakan di atas. Jadi, ciri-ciri benda mati antara lain 1 Tidak dapat bergerak Benda mati tidak dapat bergerak, kecuali ada pengaruh luar. Batu bergerak karena pengaruh tenaga luar yang mengena pada batu tersebut. 2 Tidak ada metabolisme Benda mati tidak ada kegiatan nutrisi, respirasi, sintesa maupun ekskresi. 3 Tidak mempertahankan jenisnya Benda mati tidak ada usaha untuk mempertahankan keberadaanya eksistensinya. Jadi, benda mati tidak memiliki kegiatan regulasi, reproduksi, adaptasi maupun evolusi. 4 Tidak ada tanggapan terhadap rangsang Benda mati tidak mempunyai tanggapan terhadap rangsang yang diterimanya. Jadi, benda mati akan diam saja meskipun datang rangsang bertubi-tubi dari luar. Dengan memahami ciri-ciri makhluk hidup dan benda mati seperti di muka, kita dapat membedakan antara makhluk hidup dan benda mati. Akan tetapi, bagi makhluk hidup yang sangat sederhana susunannya dan sangat kecil ukurannya, ciri-cir kehidupan tadi untuk dapat diamati begitu saja. Dalam kehidupan sehari-hari dengan mudah kita dapat menyebut bahwa batu itu benda mai, sedangkan kucing adalah makhluk hidup. Mengapa kita bisa mengatakan hal tersebut? Hal ini tentu berdasarkan tanda-tanda yang dapat dipakai untuk membedakan antara benda mati dan makhluk hidup. Sifar-sifat umum yang dapat dipakai untuk membedakan antara keduanya adalah a Bentuk dan ukuran. Makhluk hidup mempunyai bentuk dan ukuran tertentu sedangbenda mati tidak, sebagai contoh batu ada yang sebesar butir pasir, tetapi ada pula sebesar gunung. Sedangkan makhluk hidup, misalnnya kucing, bentuk an ukurannya tertentu. b Komposisi kimia. Makhluk hidup mempunyai komposisi kimia tertentu, yaitu terdiri dari unsur-unsur Karbon C, Hidrogen H, Oksigen O, Nitrogen N, Belerang atau Sulfur S, fosfor P, dan sedikit mineral. Benda mati komposisi kimianya tidak tertentu. c Organisasi. Setiap makhluk hidup terdiri dari sel-sel. Sel-sel ini membentuk jaringan, dan jaringan membentuk organ. Sistem organ membentuk proses hidup. Pada benda mati, susunannya merupakan hasil dari unsur pokoknya. d Metabolisme. Pada makhluk hidup terjadi pengambilan dan penggunaan makanan, pernapassan respirasi sekresi dan ekskresi. Benda-benda mati tidak mengalami hal-hal ini tersebut. e Iritabilitas. Makhluk hidup dapat memberikan reaksi terhadap perubahan sekitarnya, misalnya cahaya, gerakan, kelembaban dan suhu. Besarrnya reaksi tidak seimbang dengan besarnya aksi. Sebagai contoh, besi yang kena panas akan memuai sesuai dengan panas yang diterima. f Reproduksi. Pada makhluk hidup terdapat kemampuan untuk bereproduksi, sedang benda mati tidak. g Tumbuh dan mempunyai daur hidup. Setiap makhluk hidup mempunyai proses pertumbuhan dan mempunyai daur hidup, artinya mempunyai proses kelahirannya, tumbuh, dewasa, dan mati. Benda mati membesar karena pengaruh luar, seperti halnya pada kristal. Hal-hal di atas merupakan perbedaan antara makhluk hidup dengan benda-benda mati, dan bukan kriteria untuk menetapkan apakah sesuatu itu makhluk hidup atau benda mati. Polusi dan Pencemaran Pencemaran adalah keadaan yang akan mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan hidup dan terganggunya kesehatan dan ketenangan hidup makhluk hidup. Terjadinya pencemaran lingkungan umumnya terjadi akibat kemajuan teknologi dalam usaha meningkatkan kesejahteraan hidup. Mengenai polutan menjadi dua, yaitu a Bersifat kuantitatif, yaitu terdiri dari unsur-unsur yang secara alamiah telah ada di dalam alam ini, tetapi jumlahnya semakin bertambah karena kegiatan manusia sehingga menyebabkan pencemaran, misalnya karbon dioksida, nitrogen, fosfor dan lain-lainnya. b Bersifat kualitatif, yang terdiri dari senyawa-senyawa yang terjadi karena sengaja dibuat manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, tetapi kurang bijaksana dalam penggunaannya, misalnya pestisida, detergen, pupuk dan lain-lain. Beberapa pencemaran yang perlu diketahui ialah pencemaran udara, air, tanah dan suara. a. Pencemaran Udara Udara pada lingkungan yang tercemar oleh zat-zat polutan jelas tidak bersih lagi dan akan menjadi gangguan kesehatan bagi makhluk hidup termasuk manusia sekitarnya. Dengan kemajuan teknologi pada masa kini, polusi udara telah menimbulkan banyak kekhawatiran terutama di daereh-daerah industri,. Polutan dapat berupa gas, misalnya karbon dioksida, karbon monoksida, nitrogen oksida, hidro karbon, sulfur dioksida, dan hidrogen sulfida. Polutan juga dapat berupa butir-butir benda cair dan partikel-partikel padat. Semua polutan tersebut menyembur ke udara, terbawa angin dan menyebar di dalam atmosfer. Reaktor atom dan peledak bom atom menyebar debu radioktif yang merupakan polutan berbahaya ke mana-mana sampai ke tempat peledak yang jauh sekali. Dari hasil observasi cuaca, ternyata pencemaran udara dewasa ini tidak hanya di sekitar daerah industri dan tempat peledak bom atom, melainkan sudah menyebar mengotori seluruh atmosfer bumi kita. Tindakan-tindakan mengatasi pencemaran udara 1 Mencegah terjadinya pencemaran, misalnya mesin kendaraan bermotor yang sudah tidak baik harus diservis supaya pembakaran bensin atau solar lebih sempurna, pabrik yang mengeluarkan gas pencemaran harus membuat cerobong yang sangat tinggi sehingga gas pencemar lekas dibaurkan angin dan mencapai konsentrasi tidak membahayakan. Pabrik yang mengeluarkan partikel pencemaran seperti pabrik logam, misalnya, tertinggal di lingkungan pabrik yang sudah disediakan. 2 Memisahkan lingkungan tempat tinggal dari sumber pencemaran. Agar manusia, hewan, tumbuhan dan lain-lainnya terhindar dari kerusakan akibat pencemaran dapat dilakukan dengan mengatur tata wilayah atau tata kota dengan cermat dan melaksanakan rayonisasi atau zoning. Wilayah dibagi menurut penggunaan yang tepat, saling menunjang dan tidak saling mengganggu, dengan memperhatikan arah angin,aliran air, tinggi rendah letak jaringan lalu lintas, tempat kediaman dan lain-lain. Tempat-tempat yang menciptakn pencemaran, seperti jalan raya, pabrik kimia, pabrik logam, dan sumber pencemaran lainnya diberi lokasi khusus risiko gangguan ke bagian-bagian wilayah kecil lainnya. Ruang kerja karyawan di dalam lokasi khususnya tersebut di atas harus diusahakan bebas dari bahay pencemaran. 3 Menghilangkan bahan-bahan pencemaran dari udara. Pencemaran yang disebabkan oleh karbon dioksida dapat diatur dengan menambah vegetasi. Tumbuhan dirangsang proses fotosintesisi oleh konsentrasi karbon dioksida yang agak besar dan membebaskan oksigen sehingga konsentrasi gas karbon dioksida berkurang. Tumbuhan rindang dengan daun-daun lebar mampu menangkap partikel-partikel pencemaran yang berjatuhan dari udara bagian atas, sehingga udara bagian bawah agak terhindar dari gangguan debu dan debu yang melekat pada dedaunan pada waktunya akan terbawa ke bawa oleh air hujan, tidak sempat mengotori udara bagian bawah. Untuk memperoleh ruangan yang udaranya bersih, orang harus menyaring udara yang masuk ke dalam ruangan tersebut. Partikel-partikel padat dapat disaring dengan filter. Untuk partikel yang halus, lebih baik udara kotor dialirkan air, atau secara elektrostatik dengan mengalirkan udara melalui konduktor yang berisi muatan listrik, debu akan tertarik konduktor dan berjatuhan selanjutnya ditampung. Pencemaran dalam bentuk gas disaring dengan melewatkan air atau larutan yang dapat bereduksi dan menetralkan gas pencemar tersebut. Untuk tiap macam gas pencemaran harus dicarikan larutan yang cocok, dan diusahakan agar persenyawaan antara gas pencemar dan larutan tidak menimbulkan gas baru yang sifatnya mencemarkan pula. b. Pencemaran Air dan Tanah Pencemaran air dan tanah umumnya terjadi karena tingkah laku manusia, seperti penggunaan zat detergen, asam belerang, dan zat-zat kimia sebagai sisa pembuangan pabrik-pabrik kimia/industri. Pencemaran ini dapat juga karena pestisida, pupuk-pupuk tanaman yang berlebihan dalam penggunaanya sehingga mutu air dan tanah berkurang, bahkan dapat membahayakan baik untuk tumbuh-tumbuhan maupun sebagai contoh, DDT, Aldrin, endrin fosfor organik bila mencemari tanah pertanian dan air akan merugikan, sebab zat-zat ini dapat membunuh mikroorganisme yang sangat penting dalam proses pembusukan dan sintesis zat-zat organik/anorganik. Air minum pun dapat tercemar sehingga menurunkan kesehatan, resistensi kuman meningkat dan mungkin pestisida dapat bersifat karsinogenik, yaitu dapat menimbulkan kanker atau tumor ganas. Pembuangan sampah atau kotoran ke sungai jelas akan memengaruhi produktivitas air dan lingkungan secara luas. Bahan-bahan kimia sisa dari industri seperti fosfat, belerang, timah hitam, besi, tembaga dan lain-lain telah mencemari tanah, air dalam tanah, air di permukaan tanah, sungai, danau rawa, laut maupun samudera. Selain oleh zat-zat kimia, air dan tanah dapat pula dicemari bibit-bibit penyakit yang kemudian dapat menulari hewan maupun manusia sehingga menimbulkan epidemi. Tindakan-tindakan mengatasi pencemaran air 1 Tindakan preventif dengan mengusahakan agar bahan limbah kota tidak mencemari air, dengan cara pengelolaan produksi yang sedikit mungkin menghasilkan bahan limbah, atau bahan limbah harus dikerjakan lagi sehingga menghasilkan zat-zat limbah yang tidak menyebabkan pencemaran lingkungan. 2 Dengan membuang bahan limbah ke tempat-tempat khusus, tempat pembuangan sampah, atau ditanam di bawah tanah agar lambat laun dihancurkan oleh mikroorganisme. Akan tetapi, cara ini dapat menyebabkan pencemaran air tanah, dengan makin banyaknya sampah buangan, makin sulit mendapatkan lokasi yang tepat dan cukup luas di dalam atau di dekat kota tanpa menimbulkan gangguan lingkungan hidup dari pencemaran udara dan air. 3 Dengan membersihkan air limbah industri yang mengandung berbagai polutan terlebih dahulu sebelum meninggalkan kompleks industri. Air limbah dialirkan lewat beberapa kolam dan dibersihkan secara mekanis dan kimiawi dengan diberi bahan-bahan tertentu, dan secara biologis dengan memberi ganggang atau tumbuhan air tertentu sehingga senyawa-senyawa yang berbahaya terambil dari air. Untuk menguji kebersihan air dan zat-zat berbahaya, kolam terakhir diisi berbagai jenis ikan yang dipelihara dan dapat di teliti akan pengaruh buruk air kepada ikan-ikan tersebut. Apabila ikan dan juga tumbuhan di kolam sebagai indikator kebersihan air menunjukkan hasil yang baik, air boleh keluar dari kompleks industri atau bahkan digunakan kembali sebagai air bersih untuk keperluan pabrik. c. Pencemaran Suara Pencemaran suara dapat berupa gangguan kepada penghuni lingkungan. Gangguan yang dialami manusia ada dua macam, yaitu gangguan fisiologi dan psikologi. Lagu-lagu yang bagus dapat menjadi gangguan apabila berbunyi terus menerus sehingga membosankan dan menjengkelkan bagi yang mendengar, atau lagu-lagu yang bagus tersebut terdengar tidak pada waktunya, misalnya ketika orang sedang tidur. Itu semua dapat menimbulkan kejengkelan yang merupakan tekanan jiwa dan mendatangkan gangguan-gangguan kejiwaan. Suara yang berbunyi sangat keras akan manjadi gangguan bagi lingkungan dan dirasakan sebagai kebisingan sehingga mengganggu ketenangan hidup. Selain mengakibatkan gangguan pendengaran tuli juga dapat menimbulakan gangguan-gangguan kejiwaan penyebab perubahan kadar hormon dalam darah, denyut nadi dan jantung makin cepat, kejang-kejang, dan pupil mata membesar. Gangguan perasaan dan kesehatan mengakibatkan perubahan watak dan tingkah laku. Untuk menentukan kualitas suatu suara, haruslah diketahui frekuensi dan identitas dari suara tersebut, Frekuensi dinyatakan dengan Hz Hertz, yaitu jumlah getaran suara per detilk yang sampai ke telinga, sedangkan intensitas suara dinyatakan dalam db desibel. Ada tiga yang dapat dipertimbangkan dalam usaha menanggulangi gangguan suara, yaitu sumber suara, medium penghantar geteran suara dan penerimaan suara. 1 Mematikan melemahkan sumber suara. Apabila sumber suara berasal dari tape recorder, radio, atau televisi, dapat dengan mengecilkan suaranya; apabila sumber suara berasal dari kendaraan bermotor, dapat dengan memperbaiki knalpot, memasang saringan atau mengerahkan ke atas. Apabila sumber suara berasal dari anak yang menangis, dapat ditenangkan agar berhenti menangis. 2 Perambatan getaran suara dapat di cegah dengan bahan peredam, misalnya karton, kayu, serabut, batu merah, tumbuh-tumbuhan dan lain sebagainya. Jalur-jalur hijau dan pagar-pagar hidup besar manfaatnya untuk mengurangi kebisingan kota, di samping sebagai paru-paru kota dan sebagai regulator temperatur udara kota. Lebih sempurna lagi apabila arsitektur bangunan yang memangku jalan ramai diperhatikan untuk mencegah kebisingan. 3 Ada kemungkinan bahwa orang tidak dapat melakukan cara pertama dan kedua, misalnya orang yang pekerjaannya selalu harus bergaul dengan bunyi yang tidak menyenangkan, seperti mereka bekerja di dalam pabrik yang penuhn suara bising. Dalam hal ini, orang dapat mengurangi gangguan kebisingan dengan menutup telinga dengan jari, kapas, atau alat peredaran suara lainnya. Sekarang sudah dapat dubuat suatu alat yang mampu meredamkan suara secara selektif, tetapi hanya suara suara tertenu saja yang direndamkan yaitu dengan memasang alat yang dapat memasukkan getar suara ke dalam alat pendengar lewat tulang-tulang telinga. Getaran suara yang dimasukkan itu merupakan getar suara tandingan sehingga bagi yang menggunakannya suara bising dapat tidak terdengar lemah. Sedangkan suara-suara lai masih terdengar seperti biasa. Setiap masuk kelingkungan bising, alat harus disetel untuk membandingkan suara tandingan yang cocok. Ciri-ciri Makhluk Hidup 1. Memerlukan Makanan Setiap makhluk hidup tentu membutuhkan makanan untuk bertahan hidup. Tapa makanan dan minuman kita tidak bisa bertahan hidup. Sumber energi yang ada di dalam tubuh kita adalah makanan. Ibaratnya adalah sepeda motor tanpa bensin tentu tidak bisa jalan. 2. Bernafas Makhluk hidup seperti bakteri, tumbuhan, manusia, dan hewan bernafas sesuai dengan alat pernafasannya masing-masing. Misalnya, manusia bernafas dengan paru-paru, dan ikan bernafa dengan insang. 3. Bergerak Bergerak terbagi enjadi dua, yaitu bergerak aktif dan bergerak pasif. Untuk bergerak aktif, contohnya adalah manusia berjalan, tangan naik turun, dan sebagainya. Sedangkan gerak pasif, ini terjadi pada tumbuhan. 4. Tumbuh Kita sendiri dilahirkan oleh ibu kita dari bayi, kemudian tumbuh menjadi balita, tumbuh menjadi anak-anak, remaja, dan dewasa. Begitu pula denga makhluk hidup lain. 5. Berkembang Biak Salah satu tujuan makhluk hidup berkembang biak adalah untuk mempertahankan jenis atau keluarganya. 6. Peka terhadap Rangsangan Makhluk hidup seperti tumbuhan akan tumbuh menanggapi rangsang cahaya matahari, jadi tumbuhnya adalah kearah matahari. Contoh lainnya misal tangan kita yang merasakan panas jika didekatkan dengan api. 7. Mampu Beradaptasi Sebagai contoh kita pada waktu pergi kedaerah pegunungan yang dingin maka tubuh kita banyak memproduksi hemoglobin. Oleh karena itu, pipi kita akan terlihat kemerah-merahan. 8. Mengeluarkan Zat Sisa Sebagaimana makhhluk hidup memerlukan makanan, ada input pasti ada output. Jika ada yang dimasukan, pasti ada yang dikeluarkan. Keanekaragaman Makhluk Hidup 1. Penyebab Keanekaragaman Mahluk Hidup Keanekaragaman makhluk hidup terjadi oleh adanya mekanisme evolusi. Evolusi merupakan Perubahan makhluk hidup dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks dan bervariasi terjadi karena DNA mengalami perubahan kode genetik mutasi. Kode genetik yang paling sesuai dengan keadaan lingkungan akan mendapatkan peluang ang lebih besar untuk berkembang. Organisme yang dapat bertahan hidup di lingkungan tertentu disebut dengan adaptasi. Makhluk hidup yang mampu beradaptasi terhadap lingkungan hidupnya dapat mengembangkan populasinya, sedangkan yang tidak mampu beraptasi akan punah. Inilah yang disebut dengan seleksi alam natural selection. 2. Klasifikasi Keanekaragaman Makhluk Hidup a. Sejarah Klasifikasi Makhluk Hidup Klasifikasi adalah suatu cara pengelompokan yang didasarkan pada ciri-ciri tertentu. Semua ahli biologi menggunakan suatu sistem klasifikasi untuk mengelompokkan tumbuhan ataupun hewan yang memiliki persamaan struktur. Kemudian setiap kelompok tumbuhan ataupun hewan tersebut dipasang-pasangkan dengan kelompok tumbuhan atau hewan lainnya yang memiliki persamaan dalam kategori lain. Hal itu pertama kali diusulkan oleh John Ray yang berasal dari Inggris. Namun ide itu disempurnakan oleh Carl Von Linne 1707-1778, seorang ahli botani berkebangsaan Swedia yang dikenal pada masa sekarng dengan Carolus Linnaeus. Sistem klasifikasi Linnaeus tetap digunakan sampai sekarang karena sifatnya yang sederhana dan fleksibel sehingga suatu organism baru tetap dapat dimasukkan dalam sistem klasifikasi dengan mudah. Nama-nama yang digunakan dalam sistem klasifikasi Linnaeus ditulis dalam bahasa Latin karena pada zaman Linnaeus bahasa Latin adalah bahasa yang dipakai untuk pendidikan tujuan Klasifikasi makhluk hidup adalah a Mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri-ciri yang dimiliki, b Mengetahui ciri-ciri suatu jenis makhluk hidup untuk membedakannya dengan makhluk hidup dari jenis lain, c Mengetahui hubungan kekerabatan makhluk hidup, d Memberi nama makhluk hidup yang belum diketahui namanya atau belum memiliki nama. Selain memiliki tujuan, klasifikasi memiliki manfaat bagi manusia, antara lain a Klasifikasi memudahkan kita dalam mmpelajari makhluk hidup yang sangat beraneka ragam, b Klasifikasi membuat kita mengetahui hubungan kekerabatan antar jenis makhluk hidup, c Klasifikasi memudahkan komunikasi Para ahli biologi masih menggunakan buku Linnaeus yang berjudul Systema Naturae sistem Alam yang diterbitkan tahun 1758 sebagai dasar untuk klasifikasi ilmiah. Ada tiga tahap yang harus dilakukan untuk mengklasifikasikan makhluk identifikasi, Pencandraan adalah proses mengidentifikasi atau mendeskripsi ciri-ciri suatu makhluk hidup yang akan setelah dilakukan pencandraan, makhluk hidup kemudian dikelompokkan dengan makhluk hidup lain yang memiliki ciri-ciri serupa. Makhluk hidup yang memiliki ciri serupa dikelompokkan dalam unit-unit yang disebut takson. Pemberian nama takson, selanjutnya kelompok-kelompok ini diberi nama untuk memudahkan kita dalam mengenal ciri-ciri suatu kelompok makhluk hidup. b. Sistem Klasifikasi Makhluk Hidup Dalam klasifikasi makhluk hidup yang jumlahnya banyak dan beranekaragam dipilah dan dikelompokkan. Kelompok-kelompok tersebut disebut dengan takson. Jadi, takson merupakan tingkatan dalam klasifikasi. Contoh tingkatan takson dalam klasifikasi tumbuhan dan hewan antara lain Kingdom Plantae Kingdom Animalia 1 Divisi division Filum fhylum 2 Kelas classis Kelas 3 Bangsa ordo Ordo 4 Suku familia Familia 5 Marga genus Genus 6 Jenis spesies Spesies Sebagai contoh kucing hutan dan kucing rumah memiliki ordo yang sama, yaitu karnivora. Seluruh karnivora mempunyai kesamaan struktur dan fungsi gigi. Dua hewan tersebut memiliki kelas yang sama, yaitu mamalia. Mamalia memiliki rambut penutup tubuh dan menyusui chordata adalah tingkat takson yang lebih besar dimana kedua kucing tersebut masuk di dalamnya bersama dengan hewan lain yang mempunyai tulang belakang. Tingkat takson yang paling tinggi adalah kingdom Animalia, yang mencangkup semua jenis Hewan. c. Klasifikasi Berdasarkan Struktur Klasifikasi ini berdasarkan pada kerangka molekuler dari senyawa yang bersangkutan. Menurut sistem ini, ada 4 kelas yaitu a Senyawa alifatik rantai terbuka atau lemak dan minyak. Contoh asam-asam lemak, gula, dan asam-asam amino pada umumnya b Senyawa alisiklik atau sikloalifatik Contoh terpenoida, steroida, dan beberapa alkaloida c Senyawa aromatik atau benzenoid Contohnya golongan fenolat dan golongan kuinon d Senyawa heterosiklik Contoh alkaloida, flavonoida, golongan basa asam inti Karena klasifikasi ini hanyalah superfisial, maka tidak mengherankan jika suatu senyawa organik bahan alam tertentu dapat dimasukkan kedua kelas berlainan. Contohnya geraniol, farsenol, dan skualen, termasuk kelas senyawa alifatik rantai terbuka, timol termasuk senyawa aromatik. Namun, keempat senyawa tersebut merupakan anggota dari kelas terpenoida dan steroida. d. Klasifikasi Berdasarkan Sifat Biokimia dan Persebarannya 1 Sistem Dua Kingdom, Sistem dua kingdom pertama kali dikemukakan oleh Aristoteles Yunani. Dalam sistem ini makhluk hidup dibagi menjadi kingdom Plantae dan Animalia. Kingdom Plantae kerajaan tumbuhan, meliputi berbagai makhluk hidup yang mempunyai ciri berdinding sel dan termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri, jamur, ganggang, paku, dan tumbuhan berbiji. Kingdom Animalia kerajaan hewan, meliputi berbagai makhluk hidup yang memiliki ciri tidak berdinding sel dan idak memiliki klorofil. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata. 2 Sistem Tiga Kingdom, Klasifikasi tiga kingdom membagi makhluk hidup menjadi Kingdom Monera, Plantae, dan Animalia. Kingdom Monera, yaitu kelompok makhluk hidup yang memiliki ciri tersusun dari satu atau banyak sel dan belum memiliki membran inti. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah bakteri dan ganggang Plantae, adalah kelompok tumbuhan yang meliputib jamur, lumut, paku, dan tumbuhan biji. Kingdom Animalia, adalah kelompok hewan yang terdiri dari Protozoa, Porifera, Coelenterata, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, dan Chordata. Namun demikian ada juga yang mengembangkan klasifikasi tiga kingdom yang berbeda. Misalnya Haeckel pada tahun 1866 mengusulkan makhluk hidup dikelompokkan menjadi tiga kingdom yaitu Protista, Plantae, dan Animalia. Kingdom Protista adalah kelompok makhluk hidup yang tersusun atas satu atau banyak sel, memiliki membran inti, dan memiliki organel. Yang termasuk ke dalam kingdom ini adalah Protozoa, ganggang, dan jamur. Sehingga Kingdom Plantae hanya terdiri dari lumut dan tumbuhan berpembuluh. 3 Sistem Empat Kingdom, Sistem empat kingdom terdiri dari Kingdom Monera, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom Monera terdiri dari bakteri dan ganggang hijau-biru. Kingdom Fungi dipisahkan dari Plantae karena tidak mempunyai klorofil walaupun sama-sama mempunyai dinding sel. Sedangkan Kingdom Animalia meliputi berbagai hewan seperti dalam sistem tiga kingdom. 4 Sistem Lima Kingdom Pencetus klasifikasi sistem lima kingdom adalah Robert H. Whittaker, seorang ahli biologi Amerika Serikat pada tahun 1969. Dalam klasifikasi ini Whittaker mengelompokkan makhluk hidup dalam Kingdom Monera, Protista, Fungi, Plantae, dan Animalia. Kingdom baru yang ditambahkan, yaitu Protista meliputi berbagai jenis makhluk hidup uniseluler maupun multiseluler yang menyerupai jamur, tumbuhan, dan hewan namun tidak dapat dikelompokkan ke dalam Kingdom Fungi, Plantae, dan Animalia. Disamping menggunakan ciri fisik hewan ilmuan saat ini meneliti atau menguji DNA hewanhewan untuk pengklasifikasian. a. Sistem Penamaan Orang yang berjasa dalam pemberian nama ilmiah untuk jenis makhluk hidup ini adalah Carolus Linnaeus. Cara pemberian nama itu disebut binomial nomenklatur atau tata nama binomial. Binomial Nomenklatur adalah penamaan dengan dua kata latin atau yang dilatinkan. Aturan tata nama tersebut adalah sebagai berikut. 1. Kata pertama adalah genusnya dan kata kedua adalah petunjuk jenisnya. 2. Huruf pertama nama genus menggunakan huruf besar, sedangkan huruf pertama penunjuk jenis menggunakan huruf kecil. 3. Nama genus dan petunjuk jenis harus digaris bawahi secara terputus atau dicetak dengan huruf miring. b. Kunci Dikotomi Menurut Rifai 1976, berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga macam kunci determinasi, yaitu kunci perbandingan, kunci analisis dan sinopsis. Yang akan dibahas di sini adalah kunci analisis. Kunci analisis merupakan kunci yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua atau adakalanya beberapa baris yang disebut penuntun dan berisi cirri ciri yang bertentangan satu sama lain. Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Pemakai kunci analisis harus mengikuti baitbait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita dituntun langsung pada nama takson yang dicari. Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik kunci indent dan kunci paralel. Pada kunci bertakik maka penuntun penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir menjarak pada jarak tertentu dari pinggir, tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah berjauhan. Dengan demikian maka unsure-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Penuntun-penuntun kunci parallel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat, terutama kalau takson tumbuhan yang dicakupnya besar sekali. Buku Flora of Java yang ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink semuanya ditulisdalam bentuk kunci paralel. Biogeografi Salah satu cabang geografi adalah “biogeografi” atau “geografi biologi”. Biogeografi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari sebaran secara spesial makhluk hidup pada saat yang lalu dan saat ini. Untuk tujuan praktis sesuai dengan pembagian makhluk hidup menjadi tumbuhan dan hewan, biogeografi pada umumnya dibagi atas “geografi tumbuhan” fitogeografi dan “geografi hewan” zoogeografi. Fitogeografi dan Zoogeografi adalah bagian dari ilmu pengetahuan biogeografi yang mempelajari studi dan deskripsi perbedaan fenomena distribusi vegetasi di bumi termasuk semua faktor yang mengubah permukaan bumi oleh faktor fisik, iklim atau oleh interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Biogeografi merupakan cabang dari biologi yang mempelajari makhluk hidup dan geografi, dalam penyebaran atau distribusi makhluk hidup di bagian bumi termasuk asal dan cara penyebarannya. Penyebaran makhluk hidup dibedakan atas penyebaran hewan dan tumbuhan. Pengetahuan biogeografi erat kaitannya dengan klimatologi dan paleontologi. Biogeografi adalah cabang ilmu geografi yang mempelajari tentang keanekaragaman hayati berdasarkan ruang dan waktu. Biogeografi yaitu bidang ilmu yang mempelajari dan berusaha untuk menjelaskan distribusi organisme di permukaan bumi. Cabang keilmuan ini bertujuan untuk mengungkapkan mengenai kehidupan suatu organisme dan apa yang mempengaruhinya. Ilmu tidak hanya mempertanyakan Spesies apa? dan Dimana?, tapi ia juga mempertanyakan Mengapa? dan terkadang Mengapa tidak? Pola penyebaran spesies pada tingkatan ini dapat dijelaskan melalui gabungan faktor-faktor keturunan seperti spesifikasi, kepunahan, continental drift, glaciation yang berhubungan juga dengan tinggi dari permukaan laut, jalur sungai dan hal-hal terkait, serta river capture dan ketersediaan sumber daya alam. Studi tentang penyebaran spesies menunjukkan bahwa spesies-spesies berasal dari satu tempat, namun selanjutnya menyebar ke berbagai daerah. Organisme tersebut mengadakan diferensiasi selanjutnya menjadi subspesies baru dan spesies yang cocok terhadap daerah yang ditempatinya. Salah satu dasar mempelajari biogeografi adalah bahwa setiap hewan dan tumbuhan muncul atau mengalami evolusi sekali saja pada masa lampau. Suatu tempat tertentu asal suatu jenis disebut pusat asal usul. Orang yang pertama kali mengemukakan adanya hubungan antara makhluk hidup dengan daerah / wilayah tertentu di permukaan bumi adalah Alfred Russel Wallace. Pada tahun 1800-an ia menerbitkan buku yang mengungkapkan adanya pola penyebaran makhluk hidup di bumi. Wallace membagi bumi menjadi 6 wilayah biogeografi karena masing-masing wilayah memiliki tumbuhan dan hewan yang khas dan unik. Setiap wilayah geografis tersebut memiliki rintangan berupa kondisi alam sebagai hasil dari penyatuan atau pemisahan benua pada masa silam. Akibat dari adanya rintangan tersebut, makhluk hidup terhalang dan tidak dapat melakukan penyebaran ke daerah di seberangnya. Wallace sejak tahun 1858 telah menyadari perubahan-perubahan geologi yang terjadi di wilayah Indonesia bagian tengah ini dan implikasinya kepada penyebaran fauna. Ilmu Biogeografi lahir di Indonesia, oleh Wallace, ketika ia menulis sebaris kalimat kepada Henry Bates, “I believe the western part to be a separaed portion of continental Asia, the eastern the fragmentay prolongation of a former Pacific continent.” Alfred Russel Wallace, 1858. Tahun 1910, tiga tahun sebelum Wallace meninggal, dalam bukunya “The World of Life” Chapman and Hall, London, Wallace menggeser garisnya di sektor Sulawesi lebih ke timur lagi sebab di Sulawesi Barat masih cukup dominan ditemukan fauna-fauna Asia. Dari penelitian-penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh ahli2 fauna dan flora ditemukan bahwa Garis Wallace ini tidak pernah tegas, tetapi dapat bergeser-geser ke timur atau barat di Sulawesi; tetapi jelas meyakinkan bahwa Sulawesi adalah wilayah pertemuan sekaligus perbatasan zone-zone biogeografi. Konsep Garis Wallace ini mengesankan para ahli biogeografi sebab penyebaran flora pun mengikutinya. Flora-flora pegunungan di Sulawesi Barat mirip flora pegunungan di Kalimantan dan Jawa, sedangkan flora di tanah yang berasal dari lapukan batuan ultrabasik d Sulawesi bagian timur ternyata mirip flora Papua yang juga tumbuh di tanah hasil lapukan batuan ultrabasik. Ahli flora terkenal zaman Hindia Belanda, van Steenis pada tahun 1972 meneliti flora pegunungan Sulawesi dan membaginya sebagai flora asal lokal autokton dan flora asal luar alokton. Edwards 1964 berpendapat, kajian biogeografi mestilah meliputi pengetahuan tentang proses-proses pedogenik tanah-tanih, jenis-jenis tanih dan keadaan cuaca kerana tumbuh-tumbuhan tidak boleh dikaji berasingan daripada tanih di mana ia tumbuh. Begitu juga dengan kepentingan manusia yang merubah tanih dalam pelbagai aktiviti yang mereka jalankan. Dalam biogeografi, kajian tanah juga boleh dilakukan seperti kajian mengenai bentuk guna tanah landforms. Di samping itu, kita juga boleh mengkaji mengenai pembentukan bahan-bahan organik di dalam formasi tanah. Jika dilihat dari dimensi waktu maka konsep bioregion juga dikembangkan sebagai dasar untuk menyusun perencanaan suatu daerah. Di Amerika Utara misalnya, pemerintah Kanada dan Amerika Serikat pada tahun 1996 telah mengeluarkan definisi Bioregion yang diadaptasi dari The Bioregional Association of North Americas BANA. Definisi bioregion ini mencakup penemuan, pemahaman, restorasi dan pemeliharaan sistem alam lokal; pembangunan dan penerapan cara-cara praktis berkelanjutan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia; mendukung pembangunan budaya baru berdasarkan situasi hakikat fenomena suatu daerah biogeography. Biogeografi berguna dalam mengetahui dan menentukan faktor yang menyebabkan atau membatasi penyebaran suatu jenis makhluk hidup. Faktor-faktor yang memungkinkan timbulnya varietas baru merupakan pengetahuan dasar untuk memahami terjadinya species baru. Jika dua individu yang mempunyai varietas suatu species tertentu menghuni dua tempat yang berbeda tidak memungkinkan dapat melakukan hubungan reproduksi, mereka akan mengalami perubahan-perubahan dan akhirnya menjadi dua species yang berbeda, misalnya, munculnya berbagai species burung Finch di kepulauan Galapagos, diperkirakan nenek moyangnya berasal dari daratan Amerika. Persebaran Makhluk Hidup Menurut Rifai 1976, berdasarkan cara penyusunan sifat-sifat yang harus dipilih maka dikenal tiga macam kunci determinasi, yaitu kunci perbandingan, kunci analisis dan sinopsis. Yang akan dibahas di sini adalah kunci analisis. Kunci analisis merupakan kunci yang paling umum digunakan dalam pustaka. Kunci ini sering juga disebut kunci dikotomi sebab terdiri atas sederetan bait atau kuplet. Setiap bait terdiri atas dua atau adakalanya beberapa baris yang disebut penuntun dan berisi cirri ciri yang bertentangan satu sama lain. Untuk memudahkan pemakaian dan pengacuan, maka setiap bait diberi bernomor, sedangkan penuntunnya ditandai dengan huruf. Pemakai kunci analisis harus mengikuti baitbait secara bertahap sesuai dengan yang ditentukan oleh penuntun. Dengan mempertentangkan ciri-ciri yang tercantum dalam penuntun-penuntun itu akhirnya hanya akan tinggal satu kemungkinan dan kita dituntun langsung pada nama takson yang dicari. Kunci analisis dibedakan menjadi dua macam berdasarkan cara penempatan bait-baitnya yaitu kunci bertakik kunci indent dan kunci paralel. Pada kunci bertakik maka penuntun penuntun yang sebait ditakikkan pada tempat tertentu dari pinggir menjarak pada jarak tertentu dari pinggir, tapi letaknya berjauhan. Di antara kedua penuntun itu ditempatkan bait-bait takson tumbuhan, dengan ditakikkan lebih ke tengah lagi dari pinggir yang memenuhi ciri penuntun pertama, juga dengan penuntun-penuntun yang dipisah berjauhan. Dengan demikian maka unsure-unsur takson yang mempunyai ciri yang sama jadi bersatu sehingga bisa terlihat sekaligus. Penuntun-penuntun kunci parallel yang sebait ditempatkan secara berurutan dan semua baitnya disusun seperti gurindam atau sajak. Pada akhir setiap penuntun diberikan nomor bait yang harus diikuti, dan demikian seterusnya sehingga akhirnya diperoleh nama takson tumbuhan yang dicari. Kunci paralel lebih menghemat tempat, terutama kalau takson tumbuhan yang dicakupnya besar sekali. Buku Flora of Java yang ditulis oleh Backer dan Backuizen van den Brink semuanya ditulisdalam bentuk kunci paralel. Faktor yang Mempengaruhi Persebaran Organisme/Makhluk Hidup 1. Lingkungan Dua faktor lingkunganutama yang berpengaruh terhadp persebaran makhluk hidup adalah faktor abiotik/tidak hidup daratan, perairan, dan lintang geografis dan biotik/ higup tumbuhan, hewan dan jasad renik mikroorganisme 2. Sejarah Geologi Saat dunia masih bersatu dalam bentuk Pangaea, kira-kira 200 juta tahun lalu, suatu spesies berada dalam pada daerah dan bentuk yang sama. Kemudian seiring berjalannya waktu benua-benua mulai memisahkan diri. 3. Penghambat Fisik Faktor penghambat fisik disebut juga penghalang geografi atau barrier isolasi geografi seperti daratan land barrier, perairan water barrier, dan penggentingan daratan isthmus. BAB 3 Penutup Simpulan Makhluk hidup di dunia ini sangat beragam. Keanekaragam makhluk hidup disebut dengan keanekaragaman hayati. Makhluk hidup adalah suatu organisme yang dapat mempertahankan dirinya dari berbagai perubahan lingkungan dan dapat berkembangbiak untuk melestarikan jenisnya. Makhluk hidup merupakan suatu subtansi zat yang dapat menjadi proses kehidupan. Makhluk hidup mempunyai ciri-ciri seperti bergerak, melakukan metabolisme, mempertahankan jenisnya/hidupnya, tanggap terhadap rangsang, memerlukan makanan, bernafas, tumbuh, berkembang biak, peka terhadap rangsangan, mampu beradaptasi, dan mengeluarkan zat sisa. Adapun faktor yang mempengaruhi persebaran organisme/makhluk hidup yaitu lingkungan, sejarah geologi, dan penghambat fisik. Saran Penulis berharap agar makalah ini bisa menambah wawasan bagi pembacanya tentang keanekaragam makhluk hidup dan pesebarannya. Harapan yang paling utama yaitu bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat untuk menjaga dan melestarikan tumbuhan dan hewan yang ada di bumi ini, terlebih yang ada di sekitar lingkungan kita, dengan begitu keanekaragam makhluk hidup akan terjaga pelestariannya. Yangkesemuanya itu snagat menunjang dan mempengaruhi kehidupan, keanekaragaman, dan persebaran makhluk hidup yang ada di dunia ini. Ada berbagai teori mengenai pembentukan atau adany amakhluk hidup di dunia ada teori biogenesi, teori panspermia, dan teori urey. Kesemuanya itu menunjukan perbedaan pandangan mengenai asal kehidupan yang ada. Assalamu'alaikum Wr. Wb. Selamat datang di blog Artikel & Materi . Senang sekali rasanya kali ini dapat kami bagikan materi Biologi tentang Keanekaragaman Makhluk Hidup / Hayati meliputi pengertian, penyebab terjadinya, tingkat keanekaragaman, manfaat, dan peranan manusia dalam menurunkan serta meningkatkan keanekaragaman makhluk hidup. Mari kita bahas selengkapnya.. Pengertian Keanekaragaman Makhluk Hidup Keanekaragaman makhluk hidup disebut juga dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas Bahasa Inggris biodiversity. Keanekaragaman makhluk hidup adalah suatu istilah yang menunjukkan sejumlah variasi yang ada pada makhluk hidup di suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman itu dapat terjadi karena adanya perbedaan ciri-ciri dari masing-masing makhluk hidup tersebut seperti sifat, warna, ukuran, bentuk, habitat, dan lain sebagainya. Penyebab Terjadi Keanekaragaman Makhluk Hidup Kenekaragaman hayati dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faltor lingkungan. Faktor genetik / faktor keturunan adalah sifat dari makhluk hidup itu sendiri yang diperoleh dari induknya. Faktor genetik ditentukan oleh gen atau pembawa sifat organisme lingkungan adalah faktor dari luar makhluk hidup, seperti lingkungan fisik, kimia, dan abiotik meliputi suhu, kelembapan cahaya, dan tekanan udara, makanan, mineral, dan makhluk hidup dapat terbentuk karena perkawinan persilangan dan kondisi dan PersilanganPerkawinan termasuk ke dalam faktor genetik terjadinya keanekaragaman hayati karena dengan adanya perkawinan antar individu, maka akan dihasilkan individu yang baru dengan mempunyai sifat berbeda dari induknya. Demikian pula dengan persilangan yang biasanya terjadi / dilakukan pada tumbuhan. Dengan melakukan persilangan dapat dihasilkan tanaman baru yang memiliki sifat-sifat unggul. Misalnya, persilangan pagi untuk memperoleh bibit padi yang unggul. Dengan adanya varietas baru tersebut, maka terciptalah keanekaragaman makhluk LingkunganKeadaan lingkungan tempat makhluk hidup tinggal juga mempunyai peranan penting dalam mempengaruhi keanekaragaman hayati. Contoh, di daerah padang rumput akan terdapat lebih banyak jenis makhluk hidup jika dibandingkan dengan daerah yang gersang seperti gurun pasir. Itu menunjukkan bahwa faktor kesuburan tanah berpengaruh terhadap keanekaragaman makhluk hidup di suatu daerah. Tingkat Keanekaragaman Makhluk Hidup Keanekaragaman Makhluk Hidup dikelompokkan menjadi 3, yaitu1. Keanekaragaman GenMakhluk hidup tersusun atas ribuan bahkan unit satuan terkecil yang disebut sebagai sel. Dalam inti sel terdapat materi pembawa sifat yang disebut gen. Setiap individu memiliki jumlah dan variasi susunan gen yang berbeda-beda namun bahan penyusunnya sama. Keanekaragaman tingkat gen ini dapat dilihat dari perbedaan ciri makhluk hidup dalam satu gen juga sering dikenal dengan ras. Contohnya pada hewan misal pada ayam, ada ayam kate, ayam banten, dan ayam cemani. Sedangkan pada tumbuhan misalnya pada mangga, ada mangga gadung, mangga madu, dan mangga manalagi, dan lain sebagainya. 2. Keanekaragaman JenisKeanekaragaman jenis adalah variasi makhluk hidup pada tingkat jenis genus. Keanekaragaman ini terjadi pada makhuk hidup yang berbeda spesies tetapi masih satu family. Contoh pada family kucing Felidae yait harimau, chitah, kucing, leopard, singa, macan, dan lainnya. Meskipun masih dalam satu family, mereka memiliki ciri dan sifat yang berbeda. 3. Keanekaragaman EkosistemKeanekaragaman ekosistem merupakan variasi komponen biotik, seperti tumbuhan, hewan dan mikroorganisme dengan faktor abiotik, seperti tanah, air, dan udara di suatu tempat keanekaragaman pada hutan hujan tropis dan keanekaragaman pada gurun pasir. Manfaat Keanekaragaman Makhluk Hidup Sumber pangan, papan, dan sandang. Sumber Obat dan Kosmetik Sumber Energi Lahan Penelitian dan Pengembangan Ilmu, misal Suaka marga satwa dan cagar alam yang digunakan sebagai sarana pendidikan dan tempat penelitian. Sarana Peningkatkan Nilai Budaya. Sumber Plasma Nutfah, yaitu sifat-sifat unggul pada hewan, tumbuhan dan mikroba dan bersumber dihutan. Akan tetapi sifat tersebutada yang belum diketahui fungsinya. Namun, walaupun belum diketahui fungsinya kita jangan memusnahkannya karena mungkin saja didalamnya terkandung suatu zat yang berperan penting bagi kehidupan. Sumber Pendapatan, yaitu pemanfaatan suatu bagian tertentu pada flora dan fauna yang dapat dijual. Contoh kayu gaharu yang digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan kosmetik. Sarana Rekreasi Tindakan Manusia Yang Mengakibatkan Menurunkan Keanekaragaman Makhluk Hidup Perusakan Habitat dan Pencemaran Penggunaan Pestisida secara berlebihan Perubahan Tipe Tumbuhan, misalnya perubahan dari hutan hujan tropik menjadi hutan produksi dapat mengakibatkan hilangnya tumbuh-tumbuhan liar penting. Penebangan. Penebangan tidak hanya menghilangkan pohon yang diinginkan, tetapi juga akan merusak tanaman lain disekitarnya. Introduksi Spesies yaitu upaya mendatangkan spesies asing ke suatu wilayah yang telah memiliki spesies lokal. Eksploitasi hewan dan tumbuhan berlebih Pencemaran tanah, air, dan udara Perubahan Iklim Global Industrialisasi Pertanian dan Kehutanan Upaya Manusia Untuk Melestarikan dan Meningkatkan Keanekaragaman Makhluk Hidup - Penghijauan kembali reboisasi.- Perawatan kelestarian Pelestarian hewan dan tumbuhan Pelestarian hewan dan tumbuhan dibedakan menjadi 2, yaitu pelestarian in situ dan pelestarian ex situ Pelestarian in situ adalah upaya pelestarian yang dilakukan di habitat aslinya. Contoh pelestarian badak jawa di Ujung Kulon, pelestarian orang utan di Tanjung Putting dan pelestarian komodo di Taman Nasional ex situ adalah upaya pelestarian yang dilakukan diluar habitat aslinya, namun suasana lingkungan dibuat mirip dengan aslinya. Misal penangkaran hewan seperti gajah, singa, harimau di kebun Penetapan hutan suaka alam, yaitu hutan yang berfungsi sebagai pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan hewan serta ekosistemnya, dan sebagai wilayah penyangga kehidupan. Penyangga kehidupan artinya harus mampu memenuhi kebutuhan makhluk yang hidup di dalamnya. Kawasan suaka alam dibagi menjadi dua wilayah, yaitua. Cagar AlamCagar Alam, mempunyai ciri berupa tumbuhan, hewan, dan ekosistem tertentu yang perlu dilindungi untuk kepentingan ilmu pengetahuan dan kebudayaan, yang berlangsung secara alami. Contoh Cagar alam Ujung Kulon, Cagar Alam Cibodas, Cagar Alam Limbo Pati, dan Suaka MargasatwaMempunyai ciri khas berupa keragaman dan atau keunikan jenis hewan bagi ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Untuk kelangsungan hidupnya, dilakukan pembinaan terhadap habitatnya. Contoh Suaka Margasatwa Gunung Leuser, Suaka Margasatwa Way Kambas, Suaka Margasatwa Pulau Baun, dan materi Biologi tentang Keanekaragaman Makhluk Hidup / Hayati meliputi pengertian, penyebab terjadinya, tingkat keanekaragaman, manfaat, dan peranan manusia dalam menurunkan serta meningkatkan keanekaragaman makhluk hidup. Semoga bermanfaat.
KeanekaragamanMakhluk Hidup dan Persebarannya A. Biosfer dan Makhluk Hidup Biosfer adalah zona tipis di Bumi dan di atas permukaan Bumi yang tebalnya tidak lebih dari 20 km. Saat ini Bumi merupakan satu-satunya tempat di alam dunia yang diketahui terdapat kehidupan dan tempat makhluk hidup melakukan aktivitas hidupnya.
60% found this document useful 5 votes9K views15 pagesDescriptionmahluk dan persebarannyaCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?60% found this document useful 5 votes9K views15 pagesMakalah Keanekaragaman Makhluk Hidup Dan PersebarannyaJump to Page You are on page 1of 15 You're Reading a Free Preview Pages 6 to 13 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
HakCipta: Attribution Non-Commercial (BY-NC) Format Tersedia. Unduh sebagai PPTX, PDF, TXT atau baca online dari Scribd. Tandai sebagai konten tidak pantas. Unduh sekarang. Simpan Simpan Keanekaragaman Makhluk Hidup Dan Persebarannya Untuk Nanti. 0 penilaian. 0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara) DAFTAR ISI Halaman muka.................................................................................................i Daftar isi ........................................................................................................ii Latar belakang ..............................................................................................iii Pembahasan .................................................................................................1 A. Keanekaragaman makhluk hidup .................................................1 a. Sistem klasifikasi ...................................................................1 b. Pembagian dunia makhluk hidup ...........................................2 B. Persebaran makhluk hidup di bumi ..............................................5 a. Persebaran tumbuhan atau flora di bumi ................................6 b. Persebaran hewan atau fauna di bumi ....................................7 Kesimpulan ....................................................................................................9 Daftar pustaka ..............................................................................................10 ii PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam membedakan jenis-jenis dari makhluk hidup yang sangat banyak sekali, maka perlulah menemukan cara untuk membedakan berbagai makhluk hidup tersebut, baik itu makhluk hidup yang jauh sekali bedanya hingga makhluk hidup yang memiliki kemiripan yang hampir sama, sebagai bentuk pengidentifikasian berbagai makhluk hidup di muka bumi ini. Maka inilah yang menjadi salah satu permasalahan yang dihadapi dalam banyaknya keanekaragaman makhluk hidup di dunia ini. Pun juga dapat disadari bahwa, tiap-tiap daerah di muka bumi ini memiliki keanekaragaman hayati yang memiliki ciri-ciri khas sesuai dengan tempatnya tinggal, seperti penguin yang hidup di kutub utara, onta yang hidup di gurun pasir, ayam yang hidup di daratan, eceng gondok yang hidup di air, kurma yang hidup padang pasir. Di sini lah pula peran pembahasan mengenai persebaran makhluk hidup di dunia ini. B. Rumusan masalah Dalam pembuatan makalah ini maka berikut adalah beberapa rumusan masalah yang akan dijawab dan dijelaskan dalam makalah ini. 1. 2. Bagaimana keanekaragaman makhluk hidup di bumi? Bagaimana persebaran makhluk hidup di bumi? C. Tujuan Penulisan Makalah Dalam pembuatan makalah ini bertujuan memberikan informasi mengenai bagaimana membedakan berbagai macam makhluk hidup dan persebarannya di dunia ini. Semoga saja juga makalah ini memberikan sumbagan wawasan dan informasi yang bermanfaat kepada siapa saja yang membacanya. iii PEMBAHASAN A. Keanekaragaman Makhluk Hidup Di dunia ini, betapa banyak sekali keragaman hayati dari tempat yang paling panas di dunia ini, hingga tempat yang paling dingin sekalipun. Di daratan ada cetah yang dapat berlari cepat, di udara ada elang yang dapat terbang tinggi, di air ada ikan yang dapat berenang di lautan dan masih banyak lagi. Seperti halnya juga dengan tumbuhan, di padang pasir ada pohon kurma, dan masih banyak lagi yang lainnya. Dalam banyaknya keanekaragaman dan kekayaan hayati di dunia ini, perlu lah adanya pengklasifikasian atau pembedaannya yang bertujuan memudahkan seseorang ketika menyebutkan atau menjelaskan mengenai makhluk hidup tersebut. Contoh sederhananya seperti ketika menyebut bunga di taman bunga, maka jika hanya menyebut “bunga itu harum” maka masih akan menimbulkan makna yang ambigu, padahal yang lebih memudahkan adalah jika menyebutkan “bunga melati itu harum”. Dan inilah yang biasanya disebut juga sebagai pendeskripsian, dan dalam bahasa ilmiah pembedaan makhluk hidup lebih sering disebut dengan pengklasifikasian makhluk hidup. Pengklasifikasian ini dapat dilakukan dengan cara-cara berikut ini a. Sistem Klasifikasi Untuk mengklasifikasikan makhluk hidup di dunia ini maka dibuatlah susunan sistematik yang caranya, setiap spesies hewan atau tanaman diberi 2 kata, kata pertama berarti genus, dan kata kedua adalah spesies. Contohnya Homo sapiens, homo adalah genus dan sapiens. Spesies adalah kumpulan hewan atau tumbuhan yang memiliki banyak persamaan dapat mengadaan perkembangbiakan satu sama b. Pembagian dunia makhluk hidup 1 Ibnu Mas’ud dan Joko Paryono, ILMU ALAMIAH DASAR IAD, Bandung CV. Pustaka Setia, 1998, 124. 1 Semua organisme di dunia ini dibagi menjadi dua bagian besar yaitu dunia tanaman dan dunia hewan. Kemudian dibagi lagi dalam phylum divisio pada tanaman, kelas, ordo, famili, genus, spesies dan ras. verietas pada tanaman.2 Karena dibagi menjadi dua dunia atau dua kingdom kerajaan dalam pengklasifikasian organisme tersebut, maka akan dijelaskan lagi mengenai dunia tersebut, yaitu dunia tanaman dan dunia hewan. 1. Dunia tumbuhan Dalam dunia tumbuhan ada beberapa divisio dan subdivisio, maka berikut adalah contoh-contoh dan penjelasannya. Divisio 1 Thallophyta Adalah tanaman tanpa akar, tanpa batang, dan daun yang sebenarnya. Dibagi 2 subdivisio yaitu gagang dan jamur. Divisio 2 Bryophyta Adalah tanaman dengan daun-daun yang sederhana bagian-bagian yang menyerupai akar dan batang. Bryophyta atau lumut dibagi dalam lumut hati dan lumut daun, yang menyerupai khlorophil. Divisio 3 Pterodophyta Adalah tanaman yang sudah memiliki daun, batang, dan akar yang sebenarnya, tapi berkembang biak masih dengan spora, bukan biji. Divisio 4 Spermatophyta Adalah tanaman yang sudah berkembang biak dengan biji, sistem perakaran yang luas untuk menyerap air dan mineral-mineral. Contohnya adalah rumputrumputan. Memiliki dua subdivisio yaitu gymnospermae tanaman berbelah biji terbuka, dan Angiospermae yaitu tanaman yang memiliki banyak sekali spesies 2 Heri Purnama, ILMU ALAMIAH DASAR, Jakarta PT Rineka Cipta, 2010 167. 2 dalam bentuk semak, perdu, dan pohon, mempunyai organ reproduksi yang disebut 2. Dunia Hewan Jika dalam dunia tumbuhan memiliki divisio sebagai penentu perbedaan jenisnya, maka dalam dunia hewan phylum lah yang digunakan untuk membedakan jenis dari hewan tersebut. Phylum 1 Protozoa Adalah hewan bersel satu yang hanya dapat dilihat dengan mikroskop. Phylum 2 Porifera Contohnya adalah hewan bunga karang, atau spons. Kebanyakan spons hidup di lautan pada air garam yang panas, tetapi beberapa hidup di danau dan sungai dengan air tawar. Phylum 3 Coelenterata Misalnya adalah ubur-ubur, kalau di lautan, ubur-ubur biasanya tampak seperti mangkuk yang tembus cahaya. Phylum 4 Platyhleminthen Misalnya adalah cacing gepeng yang saluran pencernaannya hanya mempunyai satu lubang, di mana pengambil makanan dan pengeluaran zat-zat sisa terjadi pada lubang tersebut. Phylum 5 Nemathelminthes Misalnya adalah cacing bundar yang sifatnya parasit. Saluran pencernaanya mempunyai dua lubang. Phylum 6 Annelida 3 Ibnu Mas’ud dan Joko Paryono, ILMU ALAMIAH DASAR IAD, 124-125 3 Misalnya adalah cacing tanah yang struktur tubuhnya lebih baik dari dua cacing yang telah disebutkan di atas. Pylum 7 Echinodermata Adalah binatang laut yang memiliki kulit berduri, memiliki jaringan syaraf, tetapi tidak memiliki otak. Phylum 8 Molluska Adalah hewan yang bertubuh lunak, contohnya adalah kerang tiram dan remis. Phylum 9 Artropoda Adalah avertebrata yang kompleks. Sifat-sifat dari phylum ini mempunyai tiga pasang atau lebih kaki tambahan. Kelas dari phylum ini yaitu; crustacea atau udang karang, myriapoda berbentuk seperti cacing, tetapi berkaki banyak, arachnoidea tubuhnya memiliki atas 2 bagian. Bagian kepala dan dada yang menjadi satu dan bagian-bagian perut, dan insekta misalnya adalah lalat, nyamuk, kupu-kupu, belalang, semut dan kumbang. Phylum 10 Chordata Phylum terakhir ini adalah semua hewan yang memiliki tulang belakang atau hewan Hewan vertebrata pun ternyata memiliki 5 kelas lagi dalam pembedaannya, yaitu 1 2 3 4 5 Ikan pisces Amfibi amphibia Reptil reptilia Burung aves Hewan menyusui mamalia Dalam mamalia ada lagi ordo-ordonya, yaitu Ordo 1 Mamalia tidak bergigi. Misalnya armadilo 4 A. Ahmadi dan A. Supatmo, ILMU ALAMIAH DASAR, Jakarta PT Rineka Cipta, 4 1991 88-91 Ordo 2 Marsupialia. Hewan memiliki kantong di perutnya. Misalnya kangguru. Ordo 3 Mamalia yang menyerupai ikan. Misalnya adalah ikan paus. Ordo 4 Rodentia, adalah hewan pengerat seperti tikus dan kelinci. Ordo 5 Hewan pemakan serangga. Misalnya tikus mondok. Ordo 6 Mamalia bersayap seperti kelelawar. Ordo 7 Carnivora, yaitu hewan pemakan daging yang memiliki taring untuk mencabik daging, seperti harimau, beruang, singa, anjing, dan lain-lain. Ordo 8 Mamalia berkuku. Biasanya hewan ini memiliki gigi molar yang kuat dengan permukaan yang lebar untuk menggiling. Kebanyakan adalah herbivora, seperti unta, jerapah, sapi, kuda dan gajah. Ordo 9 Mamalia yang berjalan tegak atau disebut dengan primata. Contohnya adalah kera, baboon, gorila, shimpanse dan B. Persebaran makhluk hidup di bumi Dalam persebaran makhluk hidup di bumi, ada banyak hal yang dapat mempengaruhinya, hingga menyebabkan persebarannya tidak merata dikarenakan beberapa hal berikut, yaitu perbedaan iklim, keadaan tanah, tinggi rendahnya permukaan bumi, dan tindakan manusia. Jika suatu daerah atau tempat memberikan dukungan kepada makhluk hidup baik itu hewan ataupun tumbuhan untuk berkembang biak, maka tempat itulah yang pertama kali akan menjadi pusat persebaran makhluk hidup tersebut. Dengan menyebutkan berbagai tempat yang menjadi tempat kediaman makhluk hidup tersebut, maka akan jelaslah kalau di sana lah tempat persebarannya. a. Persebaran tumbuhan atau flora di bumi 5 5 Ibnu Mas’ud dan Joko Paryono, ILMU ALAMIAH DASAR IAD, 130-132 Dalam persebarannya, maka akan ditemukan tiga macam komunitas tumbuhan. Komunitas tersebut yaitu 1. Hutan, tumbuhan utama berupa pohon-pohon besar. Hutan ini terbagi lagi 2. menjadi tiga, yaitu hutan tropis, hutan gugur dan taiga. Padang rumput, tumbuhan utama adalah rumput. Padang rumput pun juga 3. memiliki dua macam, yaitu sabana dan stepa. Gurun, tumbuhan utama dan kondisi iklimnya. Gurun ini memiliki dua macam juga, yaitu gurun pasir dan yang satunya adalah Dalam pembagian komunitas tersebut maka akan dapat ditemukan persebarannya flora di tiap-tiap tempat di muka bumi ini seperti padang rumput, gurun pasir, tundra, hutan tropis, hutan gugur dan a Padang Rumput Pada padang rumput yang relatif basah seperti terdapat di Amerika Utara dapat ditemukan rumput yang mencapai hingga tiga meter, misalnya bluestem dan indian grasses, sedangkan pada padang rumput yang agak kering biasanya ditemukan fumput bufalo grasses dan rumput grama. b Gurun Pasir Pada gurun pasir dapat ditemukan tanaman kaktus dan sejenisnya. c Tundra Daerah tundra hanya terdapat pada di belahan bumi utara seperti daerah lingkungan kutub utara. Di sini terdapat banyak lumut, terutama spagnum dan lichenes lumut kerak. d Hutan tropis Di hutan tropis terdapat banyak sekali spesies tumbuhan, bahkan hingga beratus-ratus spesies. Pohon-pohon utama di hutan tropis memiliki ketinggian antara 20 – 40 meter dengan cabang-cabangnya yang berdaun lebat sehingga membentuk suatu tudung canopy yang mengakibatkan hutan menjadi gelap. Pada hutan tropis juga terdapat tumbuhan yang khas, yaitu liana dan epifit. Contoh liana adalah rotan dan contoh epifit adalah anggrek. e Hutan Gugur Pada hutan gugur pohon-pohonnya tidak terlalu rapat dan jumlah spesiesnya sedikit saja, yaitu antara 10 sampai 20 spesies. 6 6 Dibyo Soegimo dan Ruswanto, GEOGRAFI untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta CV Mefi Caraka, 2009 4. 7 Dibyo Soegimo dan Ruswanto, GEOGRAFI untuk SMA/MA Kelas XI, 4-8. f Taiga Taiga adalah hutan pohon pinus yang daunnya seperti jarum. Pohon-pohon yang terdapat di hutan taiga misalnya konifer, terutama pohon spruce, alder, birch dan juniper. Taiga kebanyakan di belahan bumi bagian utara seperti Siberia Utara, Rusia, Kanada Tengah dan Utara. b. Persebaran Fauna atau Hewan di Bumi Seperti halnya flora atau tumbuhan, hewan pun memiliki banyak tempat persebarannya seperti daerah padang rumput, daerah gurun, laut, tundra, hutan basah, hutan gugur, dan taiga. a Padang rumput Di padang rumput terdapat spesies-spesies hewan dibandingkan habitat darat lainnya. Hewan pemakan rumput yang hidup di padang rumput contohnya, misalnya zebra, kangguru, dan bison. Sedangkan predatornya yang hidup di sana yaitu singa, anjing liar. Juga termasuk hewan-hewan kecil lainnya seperti ular, insekta, belalang dan capung. b Daerah gurun Hewan-hewan di gurun yang kecil-kecil banyak hidup di dalam lubang. Mamalia besar yang hidup di daerah gurun adalah unta, jenis hewan yang banyak hidup di gurun adalah ular, rodentia, dan kadal. c Laut dan Arktik Organisme atau hewan yang hidup di sini seperti bentos, plankton, nekton, binatang karang, jenis ikan tongkol, tenggiri, kakap, gembung, layang, teri, penyu, gurita, ikan hiu dan ikan paus. Sedangkan daerah arktik, terdapat hewan berbulu tebal seperti beruang kutub, rusa kutub, anjing kutub, anjing laut dan pinguin. d Tundra Pada daerah tundra, sangat sedikit spesies hewan yang hidup di sana. Hewan yang hidup di sana yaitu, walrus, seal dan penguin yang berbulu tebal. Hewan mamalia lain yang dapat hidup di sana yaitu beruang kutub, kelinci kutub, 7 dan lemur. e Hutan basah Pada hutan basah dapat dijumpai babi hutan, kera, burung, kucing hutan, tupai dan lain sebagainnya. f Hutan gugur Di daerah hutan gugur dapat ditemukan beruang, rusa, tupai, rubah dan burung pelatuk. g Taiga Hewan khas yang terdapat di taiga adalah moose, dan ada juga hewanhewan lain yang tidak begitu banyak seperti beruang hutan, ajag dan manten. 8 KESIMPULAN Begitu banyak keanekaragaman makhluk hidup di bumi ini. Mengenali banyak jenis-jenisnya mungkin hanya akan menjadi tugas sebagian orang di bumi ini, akan tetapi, menjaga kelestarian dan kelangsungan hidup setiap makhluk hidup di dunia ini adalah tugas kita semua sebagai manusia, sebagai makhluk hidup yang memiliki kekuasaan di bumi ini. Meskipun begitu, dengan mengetahui dan memahami tentang keanekaragaman makhluk hidup di dunia ini, maka akan membuat seseorang menyadari bahwa kekayaan hayati di dunia ini harus dijaga agar terus membawa keseimbangan di muka bumi ini. 9 DAFTAR PUSTAKA Ahmadi, A. dan A. Supatmo, ILMU ALAMIAH DASAR, Jakarta, PT Rineka Cipta, 1991. Mas’ud, Ibnu dan Joko Paryono, ILMU ALAMIAH DASAR IAD, Bandung, CV. Pustaka Setia, 1998 Purnama, Heri, ILMU ALAMIAH DASAR, Jakarta, PT Rineka Cipta, 2010. Soegimo, Dibyo dan Ruswanto, GEOGRAFI untuk SMA/MA Kelas XI, Jakarta, CV Mefi Caraka, 2009. 10 VHkE6.
  • jmajbiq4l7.pages.dev/483
  • jmajbiq4l7.pages.dev/324
  • jmajbiq4l7.pages.dev/864
  • jmajbiq4l7.pages.dev/345
  • jmajbiq4l7.pages.dev/64
  • jmajbiq4l7.pages.dev/119
  • jmajbiq4l7.pages.dev/797
  • jmajbiq4l7.pages.dev/810
  • jmajbiq4l7.pages.dev/237
  • jmajbiq4l7.pages.dev/613
  • jmajbiq4l7.pages.dev/23
  • jmajbiq4l7.pages.dev/364
  • jmajbiq4l7.pages.dev/886
  • jmajbiq4l7.pages.dev/671
  • jmajbiq4l7.pages.dev/559
  • keanekaragaman makhluk hidup dan persebarannya